Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Fakta Kelam Issei Sagawa, Pembunuh dan Kanibal Asal Jepang

Anehdidunia.com - Issei Sagawa adalah nama dari seorang pria asal Jepang yang pada tahun 1980-an menjadi pusat perhatian karena ketahuan membunuh dan memakan daging seorang wanita di Eropa. Gilanya, meskipun Issei sudah terbukti bersalah, Issei tidak pernah dijatuhi hukuman atas perbuatannya. Bagaimana bisa? Berikut ini adalah hal-hal lain seputar Issei Sagawa yang bakal membuat bulu kuduk anda merinding.

Sudah Tidak Normal Sejak Kecil

Sudah Tidak Normal Sejak Kecil
Sudah Tidak Normal Sejak Kecil via detik.com

Issei Sagawa tergolong sebagai pria bertubuh kecil, bahkan untuk standar Jepang. Pasalnya pria kelahiran tanggal 26 April 1949 ini hanya memiliki tinggi badan 152 cm.

Kecilnya fisik yang dimiliki oleh Issei tidak lepas dari masa kecilnya. Issei lahir dalam kondisi prematur. Saat Issei baru lahir, Issei nampak begitu kecil. Saking kecilnya, bayi Issei diceritakan cukup kecil untuk digenggam dalam tangan ayahnya.

Karena Issei lahir dengan kondisi fisik yang begitu kecil, Issei pun hanya memiliki fisik yang kerdil saat sudah dewasa. Selama menjalani kesehariannya, Issei dikabarkan sangat pendiam dan lebih suka menyendiri.

Issei juga memiliki fantasi yang lumayan menakutkan saat masih kecil. Issei mengaku kalau ia pernah bermimpi melihat dirinya dan saudaranya direbus hidup-hidup dalam panci raksasa.

Bukannya merasa takut, mimpi tersebut justru malah memunculkan rasa penasaran Issei. Ia kini merasa tertarik untuk merasakan daging manusia. Keinginannya tersebut terus ia bawa secara diam-diam hingga Issei beranjak dewasa.

Issei juga tergila-gila akan dongeng Putri Tidur. Namun tidak seperti orang kebanyakan, Issei memandang dongeng tersebut dengan sudut pandang yang tidak wajar. Menurut Issei, Putri Tidur adalah dongeng mengenai manusia kanibal. Issei bahkan beranggapan kalau seseorang bisa menunjukkan cintanya pada orang lain dengan cara memakan daging orang yang dicintainya.

Saat Issei beranjak dewasa, Issei menunjukkan ketertarikan akan wanita asal Eropa. Pada tahun 1970-an, Issei diketahui pernah menguntit seorang wanita asal Jerman di Tokyo dan bahkan memasuki apartemennya secara diam-diam.

Tidak terima dengan ulah Issei, wanita tersebut lantas melaporkan Issei ke polisi. Namun karena ayah Issei kebetulan berstatus sebagai orang kaya, Issei tidak sampai dipenjara setelah ayah Issei bersedia membayar uang jaminan ke polisi.

Punya Kecerdasan Tinggi dan Pernah Kuliah di Luar Negeri

Punya Kecerdasan Tinggi dan Pernah Kuliah di Luar Negeri
Punya Kecerdasan Tinggi dan Pernah Kuliah di Luar Negeri via liputan6.com

Sebelum terjerumus menjadi pembunuh dan kanibal, Issei dikenal sebagai orang yang pemalu tapi cerdas. Selama bersekolah, Issei digambarkan sebagai siswa yang cerdas dan pandai menyerap ilmu-ilmu baru.

Saat Issei akhirnya lulus sekolah menengah, Issei berencana melanjutkan studinya di sebuah universitas ternama di Jepang. Namun impian Issei tersebut harus kandas karena ia tidak lolos dalam ujian masuk.

Issei jelas kecewa, namun ia tidak mau larut terus menerus dalam keputusasaan. Gagal melanjutkan studinya di Jepang, Issei memutuskan untuk kuliah di luar negeri.

Kali ini keinginnya terwujud. Issei berhasil diterima menjadi mahasiswa baru di Paris, Perancis, untuk jurusan literatur dan bahasa. Issei bahkan bercita-cita untuk meraih gelar doktor di Universitas Sorbonne, Perancis.

Namun saat sedang berada di Eropa pulalah, Issei sayangnya harus terjerumus dalam peristiwa sadis yang kelak bakal mengubah hidup Issei untuk selamanya.

Ditangkap Karena Membunuh, Memperkosa, dan Memakan Mayat

Ditangkap Karena Membunuh, Memperkosa, dan Memakan Mayat
Ditangkap Karena Membunuh, Memperkosa, dan Memakan Mayat via pikiran-rakyat.com

Saat sedang menjalani studinya di Paris, Issei berkenalan dengan seorang wanita asal Belanda yang bernama Renee Hartevelt. Sesudah beberapa bulan, Issei dan Renee kini sudah memiliki hubungan akrab karena keduanya sama-sama tertarik akan ilmu bahasa.

Issei meminta Renee untuk mengajari dirinya bahasa Jerman. Karena Issei juga bersedia membayar jasa Renee, permintaan Issei tersebut diterima oleh Renee. Pada hari-hari yang sudah dijadwalkan, Renee akan datang ke tempat tinggal Issei untuk memberinya les privat bahasa Jerman.

Awalnya semua berjalan baik-baik saja. Hingga kemudian pada tanggal 11 Juni 1981, Issei memutukan untuk melakukan aksi yang tidak pernah diduga oleh siapapun.

Saat Renee sudah memasuki kediaman Issei, Issei secara tiba-tiba menembak Renee dari arah belakang. Saat melihat tubuh Renee yang kini sudah berada dalam kondisi tak bernyawa, Issei nekat memperkosa mayat Renee.

Namun Issei masih belum mau berhenti sampai di sana. Sesudah memperkosa mayat Renee, Issei kemudian memotong mayat-mayat Renee. Lebih gilanya lagi, Issei sesudah itu mengambil potongan daging Renee, lalu memakannya selama 3 hari kemudian.

Sesudah puas memakan daging Renee, Issei memasukkan sisa-sisa mayat Renee ke dalam sebuah koper. Ia lalu membuang mayat Renee di Taman Bois de Boulougne yang terletak di kota Paris.

Terbukti Membunuh, Namun Tidak Pernah Dipenjara

Terbukti Membunuh, Namun Tidak Pernah Dipenjara
Terbukti Membunuh, Namun Tidak Pernah Dipenjara via tribunnews.com

Saat Issei membuang mayat Renee di taman, Issei menyadari kalau ada orang yang melihat aksinya. Sadar kalau dirinya tidak bisa bersembunyi di tempat lain, Issei memutuskan untuk pulang ke kediamannya dan menunggu polisi Perancis menangkapnya.

Ketika Issei diinterogasi oleh penegak hukum, Issei sama sekali tidak mencoba menutup-nutupi aksinya. Dengan tenang, Issei mengaku kalau ia sudah membunuh dan memakan mayat Renee.

Berdasarkan pengakuan Issei dan bukti-bukti yang ada, Issei sebenarnya bisa dipenjara atas tuduhan pembunuhan. Namun hakim ternyata memiliki pertimbangan lain. Karena aksi kejahatan yang dilakukan Issei tergolong tidak normal, Issei dinyatakan tidak waras dan tidak bisa diadili.

Otoritas Perancis kemudian mendeportasi Issei ke Jepang. Namun karena Issei tidak melakukan kejahatan apa-apa di Jepang, polisi juga tidak bisa menjebloskan Issei ke dalam penjara. Kepolisian Perancis juga menolak mengirimkan sejumlah dokumen penting mengenai kasus kejahatan Issei karena aparat Jepang dianggap tidak memiliki wewenang mengurusi kasus Issei yang terjadi di Perancis.

Karena Issei dianggap terlalu berbahaya jika dibiarkan pergi begitu saja, otoritas Jepang pun memutuskan untuk memasukkan Issei ke rumah sakit jiwa. Saat Issei sudah selesai menjalani terapinya, Issei diperbolehkan pergi begitu saja. Ia tidak pernah dipenjara atas kasus pembunuhan yang dilakukannya.

Issei Sekarang Malah Menjadi Selebriti dan Penulis Buku

Issei Sekarang Malah Menjadi Selebriti dan Penulis Buku
Issei Sekarang Malah Menjadi Selebriti dan Penulis Buku via artikel.rumah123.com

Tindakan Issei yang nekat membunuh, memperkosa, dan memakan daging manusia jelas bakal siapapun merasa ngeri. Namun tidak sedikit yang memendam rasa penasaran kepada Issei. Mereka ingin tahu, orang macam apakah Issei sebenarnya.

Sejak diperbolehkan keluar dari rumah sakit jiwa pada tahun 1986, Issei diundang ke sejumlah acara televisi untuk diwawancara. Dalam satu kesempatan, Issei bahkan pernah diundang untuk memerankan karakter pembunuh dan pemerkosa sadis dalam film berjudul "Unfaithful Wife".

Selain diundang untuk tampil di layar kaca, Issei juga pernah menulis sejumlah buku dan membuat lukisan telanjang. Sejumlah hasil karyanya tersebut ia pajang di ruang apartemennya sendiri di Tokyo.

Issei juga menerima banyak surat yang dialamatkan kepadanya. Baik dari mereka yang sekedar ingin berkenalan dengan Issei, hingga dari mereka yang menghujat dan menghina perbuatan Issei di masa lampau. Pada akhirnya, perjalanan hidup Issei beserta cara masyarakat Jepang dalam menanggapi aktivitasnya bakal selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Sumber :
https://listverse.com/2018/03/30/10-dark-facts-about-issei-sagawa-the-japanese-celebrity-cannibal/