Tentara dan Petinggi Nazi yang Berasal dari Golongan Yahudi
Anehdidunia.com - Nazi adalah partai politik yang pernah memerintah Jerman di masa Perang Dunia Kedua. Nazi dikenal sangat membenci Yahudi dan bahkan pernah membantai jutaan kaum Yahudi dalam peristiwa Holocaust.
Namun hal tersebut tidak lantas membuat Nazi dijauhi kaum Yahudi sama sekali. Berikut ini adalah 5 contoh orang Yahudi yang diketahui pernah bahu membahu bersama anggota Nazi.
Werner Goldberg
Werner Goldberg via listverse.com |
Werner Goldberg adalah tentara Jerman di era Nazi yang fotonya kerap digunakan dalam poster propaganda Jerman. Pasalnya dengan perawakannya yang gagah, Werner dianggap mencerminkan sosok tentara Jerman yang ideal.
Ironisnya, Werner sendiri aslinya memiliki darah Yahudi, golongan yang notabene amat dimusuhi oleh Nazi. Lahir dan besar dari keluarga Yahudi, orang tua Werner merahasiakan identitas Yahudi yang mereka miliki dari anaknya.
Werner akhirnya mengetahui identitas Yahudinya, namun tidak dengan cara yang menyenangkan. Saat Werner berusia 14 tahun, kepala sekolah Werner mengumumkan kalau sekolahnya bakal dijadikan sekolah bebas Yahudi. Ia kemudian menunjuk Werner sebagai contoh Yahudi yang harus dienyahkan.
Werner dalam sekejap dikucilkan oleh lingkungannya, namun ia tak mau menyerah pada keadaan. Saat sudah cukup umur, Werner bergabung dengan angkatan bersenjata Jerman. Ia ikut serta saat pasukan Jerman menginvasi Polandia di awal Perang Dunia Kedua.
Namun di saat Werner mencoba membuat rekan-rekan Jermannya terkesan, Werner mendapat kabar buruk. Ayahnya terancam dikirim ke kamp kerja paksa khusus Yahudi.
Werner yang mengetahui hal tersebut kemudian menggunakan posisinya sebagai tentara untuk menyelamatkan ayahnya dari kamp kerja paksa. Saat Perang Dunia Kedua berakhir, Werner dan ayahnya selamat, namun anggota keluarga mereka yang lain harus kehilangan nyawanya.
Arno Spitz
Arno Spitz via listverse.com |
Saat masih menjadi tentara, Arno Spitz begitu disegani oleh para koleganya. Pasalnya Arno pernah dianugerahi 3 medali Salib Baja, medali penghargaan tertinggi untuk anggota Nazi yang dianggap sudah berjasa besar.
Arno lahir dari ayah berdarah Yahudi. Saat Nazi mulai menguasai Jerman, ayah Arno kerap menerima perlakuan yang tidak menyenangkan. Tidak tahan akan perlakuan buruk yang terus diterimanya, ayah Arno pun memutuskan untuk bermigrasi ke Amerika Serikat.
Namun Arno tidak ikut ayahnya bermigrasi ke luar negeri. Ia tetap tinggal di Jerman dan bahkan sempat bergabung dengan angkatan bersenjata Jerman.
Selama menjadi tentara, Arno begitu dikagumi oleh rekan dan atasannya. Hebatnya lagi, Arno mendapat respek dari mereka kendati mereka tahu kalau Arno adalah keturunan Yahudi.
Tahun 1940, Nazi memecat tentara-tentara Jerman yang memiliki darah Yahudi. Namun karena Arno dianggap terlalu berbakat untuk dikeluarkan, Arno tetap diperbolehkan menjadi tentara Jerman.
Sekuat apapun Arno berusaha, Jerman pada akhirnya tetap mengalami kekalahan dalam Perang Dunia Kedua. Keterlibatan Arno dalam militer Jerman lantas menjadi sorotan mengingat latar belakangnya dari golongan Yahudi.
Arno membantah kalau ia sudah mengkhianati Yahudi dengan cara membantu Nazi. Tuduhan tersebut bahkan turut dilontarkan oleh putri Arno sendiri.
Namun Arno membantah tuduhan tersebut. Dalam wawancara di tahun 2002, Arno menegaskan kalau ia berperang untuk membela Jerman, bukan Nazi. Ia juga mengklaim kalau dirinya tidak pernah terlibat dalam kejahatan perang yang dilakukan oleh Nazi.
Helmut Kopp
Helmut Kopp via invaluable.com |
Helmut Kopp adalah contoh menarik mengenai apa yang bisa terjadi jika seseorang diperlakukan secara semena-mena oleh sanak keluarganya sendiri.
Lahir dari ayah Jerman dan ibu Yahudi, Helmut muda dipandang dengan penuh rasa jijik oleh keluarga ibunya sendiri. Pasalnya Helmut dianggap bukan Yahudi murni. Mereka bahkan menyebut Helmut sebagai goy (orang non Yahudi) dan enggan mengakui Helmut sebagai bagian dari keluarganya.
Tidak diakui oleh sanak familinya sendiri, perasaan dendam pun berkecamuk dalam diri Helmut. Ia kini menolak mengakui dirinya sebagai Yahudi.
Saat Perang Dunia Kedua meletus, Helmut bergabung dengan angkatan udara Jerman. Saat direkrut, Helmut tidak mendeskripsikan dirinya sebagai orang Yahudi, melainkan orang Arya murni.
Helmut mengaku sadar kalau orang Yahudi di negaranya menerima perlakuan yang kurang layak di kamp-kamp konsentrasi. Namun Helmut mengaku tidak peduli akan hal tersebut. Menurutnya, selama hal tersebut dilakukan untuk kepentingan Jerman atau pemimpinnya, maka perlakuan buruk kepada kaum Yahudi sah-sah saja untuk dilakukan.
Helmut juga mengaku bahwa selama berperang, ia hanya berpikir untk bertahan hidup. Baginya, jika ia tidak berperang sepenuh hati, maka ia sendiri yang pada akhirnya bakal menjadi korban dan kehilangan nyawanya.
Hans-Geert Falkenberg
Hans-Geert Falkenberg via listverse.com |
Sebagai orang yang lahir dan besar dalam keluarga Yahudi, Hans-Geert Falkenberg menyaksikan sendiri bagaimana kaum Yahudi diperlakukan dengan buruk. Ia melihat kaum Yahudi kerap diganggu di jalanan dan toko-tokonya dirusak oleh massa.
Hans sendiri juga pernah menjadi korban diskriminasi. Saat ia masih duduk di bangku sekolah, guru Hans berkata kalau Yahudi adalah golongan rendah.
Segala peristiwa tersebut membuat Hans berkesimpulan bahwa ia harus bergabung dalam ketentaraan supaya ia tidak lagi diperlakukan layaknya golongan rendah. Saat perang meletus, Hans langsung mendaftarkan diri untuk menjadi tentara.
Hans berhasil mendapatkan kepercayaan dari atasannya. Ia bahkan ikut serta ketika pasukan Jerman menginvasi Perancis di awal-awal Perang Dunia Kedua.
Saat Hans sedang berada di Perancis inilah, Hans menerima kabar yang tidak mengenakkan. Ia menerima kiriman surat dari neneknya yang menjelaskan kalau ia dan orang-orang Yahudi lainnya menerima perlakuan buruk di Jerman.
Hans pada akhirnya tidak pernah tahu akan kelanjutan nasib neneknya setelah neneknya berhenti mengiriminya surat. Hans pun menduga kalau neneknya mungkin sudah wafat akibat dibunuh oleh aparat Jerman sendiri.
Hans pada akhirnya mendapatkan informasi kalau sanak familinya yang lain sudah mengungsi ke Inggris. Hans pun berpikir apakah ia sebaiknya mengikuti jejak mereka supaya tidak perlu ikut terlibat dalam pembantaian kaum Yahudi.
Hans pada akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan dalam angkatan bersenjata Jerman hingga perang berakhir. Pasalnya Hans khawatir kalau dirinya bakal dibunuh atau ditahan oleh aparat negaranya sendiri jika mencoba membelot.
Erhard Milch
Erhard Milch via en.wikipedia.org |
Selama Nazi berkuasa, banyak Yahudi dalam militer dan pemerintahan Jerman yang terpaksa bersikap pasrah saat Jerman membantai kaum Yahudi. Pasalnya mereka khawatir bakal ikut bernasib serupa jika mencoba membela kaumnya.
Namun Erhard Milch bergabung dalam militer Jerman bukan sekedar untuk cari selamat. Ia bahkan ikut mengambil peran aktif saat negaranya melakukan kejahatab kemanusiaan kepada kaum Yahudi dan tahanan perang.
Erhard tergolong sebagai keturunan Yahudi karena ayahnya adalah Yahudi. Namun karena ia memiliki hubungan dekat dengan petinggi Yahudi yang bernama Hermann Goering, Erhard tetap bisa bergabung dengan Nazi.
Berkat campur tangan Goering, ibu Erhard terpaksa menandatangani pernyataan kalau Erhard bukanlah anak kandung ayahnya. Tujuannya supaya Erhard tidak dipandang sebagai bagian dari golongan Yahudi dan bisa diterima dengan mudah di lingkungan Nazi.
Saat Nazi berhasil menjadi partai penguasa Jerman, Erhard berhasil mendapatkan jabatan penting dalam angkatan udara Jerman. Ia bahkan ikut terlibat saat otoritas Jerman melakukan eksperimen berbahaya kepada tahanan Yahudi di kamp konsentrasi Dachau.
Dalam eksperimen yang dimaksud, para tahanan Yahudi disiram dengan air dingin dan dibawa ke temoat tinggi hingga meninggal untuk mengetahui batas ketahanan fisik manusia. Atas keterlibatannya tersebut, Erhard pun dinyatakan bersalah saat para petinggi Nazi diadili sesudah perang berakhir.
Sumber :
https://listverse.com/2019/06/14/10-jews-who-fought-in-hitlers-nazi-army/