Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Misteri Kutukan Makam Timur, Salah Satu Tokoh Paling Bengis dalam Sejarah Asia

Anehdidunia.com - Bangunan yang didirikan pada masa lampau kerap diumpamakan sebagai saksi bisu suatu peristiwa sejarah. Pasalnya dengan melihat bangunan tersebut dan menganalisa asal muasalnya, mereka yang tinggal di masa kini bisa mendapat gambaran mengenai seperti apakah kehidupan manusia pada zaman tersebut.

Tidak jarang suatu bangunan sejarah dipandang dengan penuh kewaspadaan. Khususnya jika mereka yang melihat bangunan tersebut mempercayai kisah mistis yang turut mengiringi keberadaan bangunan tersebut. Menurut keyakinan mereka, jika seseorang nekat mengutak atik bangunan tersebut tanpa mematuhi ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pendirinya, maka nasib buruk siap menghinggapi orang-orang yang sudah mengusik bangunan tersebut.

Contoh dari bangunan macam itu terdapat di Asia Tengah. Tepatnya di lokasi yang sekarang menjadi wilayah negara Uzbekistan. Bangunan tersebut adalah tempat dimakamkannya Timur, salah satu tokoh paling bengis yang pernah dikenal dalam sejarah Asia.

Jika dibandingkan dengan nama-nama seperti Aleksander Agung atau Genghis Khan, nama Timur memang terkesan kalah terkenal. Namun kalah terkenal tidak lantas membuat kehebatan orang ini bisa diabaikan begitu saja.

Timur adalah nama dari panglima perang asal Asia Tengah yang hidup pada abad ke-14. Selain dengan Timur, ia juga dikenal dengan nama Tamerlane. Semasa hidupnya, Timur begitu ditakuti oleh lawan-lawannya berkat taktiknya yang begitu brutal saat ia memimpin pasukannya dalam melakukan perluasan wilayah.

Pada puncak kejayaannya, Timur berhasil menciptakan kerajaan yang wilayahnya mencakup wilayah modern Asia Tengah, Afganistan, Iran, Irak, Pakistan, Suriah, hingga sebagian wilayah Rusia dan Turki.

Namun untuk mewujudkan berdirinya kerajaan dengan wilayah seluas itu, ada begitu banyak orang yang dibunuh oleh Timur dalam prosesnya. Sebanyak 17 juta orang diperkirakan meninggal dalam perang-perang yang diikuti oleh Timur. Jumlah tersebut kurang lebih mencakup 5% populasi penduduk dunia pada masa itu.

Jika itu masih belum cukup menakutkan, Timur dikabarkan juga pernah mendirikan gundukan menyerupai piramida di India. Apa yang membuat gundukan tersebut begitu ditakuti adalah karena gundukan tadi terbuat dari 70 ribu tengkorak manusia korban-korban Timur.

Timur merasa tidak ragu-ragu untuk melakukan tindakan yang demikian sadis karena ia memandang dirinya sebagai keturunan Genghis Khan. Bagi Timur, membunuh begitu banyak orang adalah hal yang perlu dilakukan supaya ia bisa mendirikan kerajaan yang wilayahnya seluas wilayah kerajaan yang dulu pernah dipimpin oleh Genghis.

Berbanding terbalik dengan kebengisannya di medan perang, Timur juga dikenal sebagai sosok yang menyukai seni dan arsitektur. Di masa pemerintahannya, banyak bangunan megah yang didirikan di Samarkand, kota di wilayah modern Uzbekistan yang menjadi pusat pemerintahan kerajaannya.

Gur’e Amir

Gur’e Amir
Gur’e Amir via wikipedia.org

Gur’e Amir adalah contoh dari bangunan megah peninggalan dinasti Timur yang berlokasi di Samarkand. Bangunan itu sendiri adalah tempat di mana Timur dimakamkan. Dalam bahasa Persia, nama Gur’e Amir berarti “Makam Sang Raja”.

Timur meninggal pada tahun 1405 dalam usia 68 tahun. Sebelum meninggal, Timur pada awalnya hendak melakukan invasi militer ke China setelah sebelumnya ia berhasil mengalahkan pasukan Ottoman di Ankara pada tahun 1402.

Untuk menunjukkan kejayaan dinastinya, bangunan tempat Timur dimakamkan pun memiliki desain yang megah. Mereka yang baru pertama kali melihat Gur’e Amir tidak akan menyangka kalau bangunan tersebut aslinya adalah makam. Pasalnya bangunan ini memiliki kubah dan menara layaknya masjid. Bagian dalam bangunan ini juga dilengkapi dengan ornamen dan mosaik yang indah.

Timur bukanlah satu-satunya orang yang dimakamkan di Gur’e Amir. Keturunan-keturunan Timur seperti Shah Rukh, Miran Shah, hingga Ulugh Beg semuanya juga dimakamkan di bangunan ini.

Selama berabad-abad, jasad Timur beristirahat dengan tenang di bangunan tersebut tanpa terganggu. Sebagai akibat dari reputasinya di masa lalu sebagai sosok haus darah yang gemar berperang, desas desus pun mulai beredar kalau ada kutukan yang membayangi makam Timur.

Makam yang Membawa Petaka

Makam yang Membawa Petaka
Makam yang Membawa Petaka via mysteriousuniverse.org

Hal tersebut toh tetap tidak menciutkan nyali tokoh-tokoh penguasa setempat untuk membongkar makam Timur. Pada tahun 1740, Nader Shah – pemimpin Kekaisaran Afsharid di Iran – berniat merampas peti mati yang tersimpan dalam makam Timur.

Saat peti mati tersebut hendak dikeluarkan, peti matinya tanpa sengaja terjatuh hingga rusak. Shah lantas segera diminta untuk segera mengembalikan peti mati tersebut ke tempatnya karena jatuhnya peti mati tersebut dipandang sebagai pertanda buruk,

Shah menuruti saran tersebut, namun nasi sudah menjadi bubur. Pada tahun 1747, Nader meninggal dunia. Sepeninggal Nader, Afsharid langsung dilanda kekacaua. Kurang dari seabad kemudian, Kekaisaran Afsharid mengalami keruntuhan. Seolah-olah kekaisaran tersebut dikutuk oleh arwah Timur yang marah.

Nader sendiri bukanlah orang terakhir yang menjadi korban dari kutukan makam Timur. Pada tanggal 19 Juni 1941, pemerintah Uni Soviet mengirimkan sekelompok arkeolog ke makam Timur untuk meneliti jasadnya. Tim arkeolog tersebut dipimpin oleh pakar antropologi Mikhail Mikhaylovich Gerasimov.

Setibanya mereka di makam Timur, mereka langsung disambut oleh tulisan peringatan. Tulisan tersebut jika diterjemahkan kurang lebih memiliki arti sebagai berikut : “Kita semua adalah makhluk hidup. Waktunya akan tiba, dan kita semua akan pergi. Jika ada yang mengusik abu nenek moyang kami, dia akan menerima hukumannya”.

Selain tulisan tadi, ada pula tulisan yang berbunyi “Saat aku keluar dari alam kematian, dunia akan berguncang” serta “Siapapun yang mengganggu makamku akan melepaskan sosok penyerbu yang lebih menakutkan dariku”.

Namun bukannya mematuhi pesan tersebut, tim arkeolog Uni Soviet memutuskan untuk tetap mengambil makam Timur dari tempatnya sesuai dengan rencana awal. Kendati para pemuka agama Sufi setempat memohon-mohon supaya jasad Timur tidak dibawa pergi, permohonan mereka tetap tidak digubris.

Apa yang terjadi kemudian kelak menjadi periode paling menentukan dalam sejarah Uni Soviet. Hanya berselang beberapa hari setelah tim arkeolog Uni Soviet memasuki makam Timur, pasukan Jerman menginvasi wilayah Uni Soviet. Padahal kedua negara pada awalnya sepakat untuk tidak saling memerangi.

Akibat invasi tersebut, terjadilah perang sengit antara pasukan Uni Soviet melawan Jerman. Pasukan Uni Soviet mencoba melawan. Namun karena mereka diserang saat berada dalam kondisi lengah, pasukan Jerman berhasil menerobos jauh ke dalam wilayah Uni Soviet.

Di tengah-tengah berlangsungnya perang, pemerintah Uni Soviet memerintahkan supaya mayat Timur dikembalikan ke makamnya. Pada bulan Desember 1942, mayat Timur akhirnya benar-benar kembali ke makamnya.

Entah ada hubungannya langsung atau tidak, peruntungan Uni Soviet sejak periode tersebut seketika berubah. Jika pada awalnya pasukan Uni Soviet berada dalam posisi terdesak, sejak periode ini pasukan Uni Soviet berhasil membalikkan keadaan.

Berawal dari pertempuran di Stalingrad yang berakhir dengan kekalahan pasukan Jerman, pasukan Uni Soviet sejak itu berbalik menjadi pihak yang dominan. Secara perlahan tapi pasti, pasukan Uni Soviet berhasil memaksa pasukan Jerman keluar dari wilayahnya. Puncaknya adalah ketika pada tahun 1945, pasukan Uni Soviet berhasil memasuki wilayah Jerman dan memenangkan Perang Dunia Kedua.

Lantas, benarkah kalau makam Timur memang mengandung kutukan? Untuk yang satu ini, saya biarkan pembaca sendiri yang menilai. Satu hal yang pasti, sudah sepantasnya manusia senantiasa menjaga sikap saat memasuki tempat-tempat yang asing baginya. Utamanya jika tempat tersebut menyimpan mayat manusia.

Sumber :
https://mysteriousuniverse.org/2021/11/the-mysterious-curse-of-timurs-tomb/
https://en.wikipedia.org/wiki/Afsharid_dynasty
https://en.wikipedia.org/wiki/Eastern_Front_(World_War_II)