5 Pembunuhan Paling Kejam dan Mengerikan di Dunia yang Terinspirasi dari Film Horor
Anehdidunia.com - Masih segar diingatan bahkan setelah beberapa lamanya sejak Anissa Weisser dan Morgan Geyser menikam Payton Leutner yang berusia 12 tahun, dengan 19 kali tusukan di tubuh dan meninggalkannya untuk sekarat dan mati di hutan Waukesha, Wisconsin.
Ketika kejahatan yang begitu mengerikan terjadi, masyarakat pun memiliki tanda tanya besar sekaligus rasa penasaran untuk mengetahui “Mengapa?”
Mengapa gadis-gadis berusia 12 tahun ini secara fisik menyakiti teman sebayanya? Apa yang merasuki mereka untuk melakukan kekejaman ini? Dan seperti yang kemudian kita ketahui, gadis-gadis itu nyatanya melakukan kejahatan ini karena terpengaruh dengan film Slender Man. Sementara kami sendiri yang menuliskan daftar pembunuhan di bawah ini masih tidak percaya, namun kenyataannya ada banyak pembunuh yang meniru apa yang mereka lihat dari film, atau merasa terdorong untuk menenangkan makhluk-makhluk khayalan dalam cerita-cerita itu.
Jika kamu penasaran dengan kasus yang lain, berikut kami telah merangkum 5 pembunuhan paling kejam di dunia yang terinspirasi dari film horor mengerikan..
1. Childs’ Play 3
Childs’ Play 3 via liputan6.com |
Pada akhir musim dingin tahun 1993, Robert Thompson dan Jon Venables yang berusia 10 tahun sengaja bolos sekolah, dan melakukan hobi mereka, yaitu menghabiskan sebagian besar hari itu dengan mencuri junk food, boneka troll, baterai, dan sekaleng cat biru.
Sementara pasangan bocah itu mengutil dengan tangan kecil mereka, adalah seorang ayah dan anak, yaitu Denise Bulger dan putranya, James Bulger, yang keluar dan berkeliling di Strand Shopping Center di Liverpool. Keduanya saat itu berada di toko daging ketika Denise mengalihkan pandangannya dari James saat sedang dilayani dan ketika dia berbalik untuk memeriksa putranya, anak itu tidak ada di tempat.
Dalam beberapa jam berikutnya, setelah pencarian yang lama, polisi pun berhasil mengidentifikasi James dari CCTV bersama dengan dua anak laki-laki yang tampaknya berusia remaja. Polisi menggeledah kanal, jalur kereta api, dan gurun. Kekhawatiran atas keselamatan James Bulgers meningkat saat malam hari hampir berakhir.
Dan pada 14 Februari 1993, tubuh seorang balita ditemukan dengan kondisi cukup mengenaskan, yaitu terpotong dua di rel kereta api dua mil dari Pusat Perbelanjaan Strand, tetapi karena dengan sifat luka-luka di tubuhnya, polisi pun lebih memilih bahwa bocah malang tersebut mengalami kecelakaan.
Namun sebab itu pun dengan cepat berubah ketika Thompson dan Venables didakwa dengan pembunuhan 6 hari kemudian berkat seorang wanita yang mengenali mereka dari gambar CCTV yang disempurnakan. Kedua anak laki-laki itu dibawa ke lokasi yang berbeda untuk diinterogasi di mana detektif mengetahui detail mengerikan dari kematian Bulgers.
Begitu Thompson, Venables, dan Bulgers tiba di kereta api, kedua anak laki-laki berusia 10 tahun itu terekam mulai melempar batu bata, dan kaleng cat biru yang mereka curi sebelumnya, di wajah Bulgers. Salah satu anak laki-laki menjatuhkan batangan besi pada James, memaksa bocah malang tersebut menelan baterai, dan yang paling parah, polisi menduga bahwa anak berusia 10 tahun itu juga menyodomi James dengan baterai.
James Bulger menderita 10 patah tulang tengkorak, dan secara keseluruhan mengalami 42 luka. Karena celana, kaus kaki, sepatu, dan celana dalam James Bulgers dilepas, polisi menduga ada unsur seksual juga, yang didukung oleh sebuah laporan yang menyatakan bahwa “kulupnya telah ditarik secara paksa.”
Kehidupan seorang anak kecil yang tidak berdosa pun berakhir begitu saja, dan sementara kedua anak laki-laki yang gila tersebut sama sekali tidak menjelaskan alasan mereka. Belakangan hakim dan publik pun memilih menyalahkan film Childs Play 3, yang berisi adegan Chucky dilumuri cat dan wajahnya dipukuli.
2. SAW
SAW via liputan6.com |
Di Maida Vale, London pada April 2012, Matthew Tinling yang berusia 25 tahun dinyatakan bersalah atas pembunuhan rekan satu kostnya Richard Hamilton yang saat itu berusia 45 tahun. Motif Tinling saat itu diketahui “didorong oleh kebutuhan akan obat-obatan dan terkadang penggunaan dan penyalahgunaan alkohol,” sehingga kemudian mendorong Tinling untuk menikam Hamilton 17 kali di kepala, leher, dan kakinya.
Belakangan menurut laporan yang dihimpun oleh polisi, Tinling berusaha mendapatkan PIN dan nomor rekening teman kostnya melalui penyiksaan sehingga dia bisa mendapatkan lebih banyak kokain. Apa yang membuat kejahatan ini makin mengerikan adalah bukan hanya penusukan yang terjadi, tetapi Tinling juga ikut menyalin adegan dari franchise horor 'Saw' dan berusaha memutuskan sumsum tulang belakang Hamiltons yang malang.
3. Nightmare on Elm Street
Nightmare on Elm Street via looper.com |
Selama bertahun-tahun Lesley Savage telah mencari bantuan untuk putranya, Daniel Gonzalez, yang didiagnosis dengan gangguan kepribadian. “Setiap kali kami meminta bantuan untuk Daniel… kami diberitahu bahwa kami harus menunggu hal buruk terjadi.” Dan pada bulan September 2004 hal buruk itu pun tiba.
Saat berada dalam efek obat-obatan, dan memegang pisau, Daniel meninggalkan rumahnya dan membunuh empat orang secara acak, dan berusaha membunuh dua orang lagi. Usia korbannya berkisar dari akhir 40-an hingga akhir 70-an—Karena mereka tidak mampu membela diri terhadap serangannya.
Sementara itu, meskipun didiagnosis sakit jiwa, jaksa bersikeras bahwa anak itu tidak dan menggambarkan Gonzalez sebagai “orang yang dingin dan tidak berperasaan yang ingin meniru pembantaian yang dilakukan oleh sosok jahat Freddy Krueger” dari film horor supernatural Nightmare on Elm Street.
Setelah penangkapannya, Gonzalez yang menangis membuat pernyataan berikut, “Saya melihat pria ini. Saya pikir 'Oke. Siap, mantap pergi…’ Lalu saya melompat dan menancapkannya ke tubuh pria itu. Dengan adalah pisau yang sangat panjang. Tidak ada kesempatan bagi pria malang itu, tidak ada kesempatan.”
AKhirnya pada tahun 2007, Daniel Gonzalez ditemukan tewas, satu tahun setelah dijatuhi enam hukuman seumur hidup.
4. Clockwork Orange
Clockwork Orange via dazeddigital.com |
Di Pittsburgh, PA, Karen Hurwitz yang berusia 17 tahun tengah berada di halaman belakang rumahnya pada 27 Oktober 1989, ketika dia dicekik kemudian ditikam enam kali dengan pedang “ninja” sepanjang 36 inci.
Kebrutalan yang dia hadapi ternyata dilakukan oleh Michael Anderson yang berusia 18 tahun. Sementara Anderson diinterogasi, dia menyatakan, "Setiap kali saya merasa akan mendapat masalah, saya akan mengenakan T-shirt Oranye Clockwork," kemeja yang dia kenakan ketika Hurwitz dibunuh secara brutal. Bahkan pengacara Andersons, Jon Botula, membuat klaim bahwa film 'A Clockwork Orange' lah yang telah menghasut Anderson untuk membunuh.
Namun dengan tegas Jaksa Penuntut menolak klaim tersebut. Bahkan jika film tersebut tidak menghasut pembunuhan Hurwitz muda, selama persidangan itu dibawa ke pengadilan Anderson didiagnosis menderita Bipolar Disorder yang mencerminkan fitur psikotik, tetapi tanpa bukti psikiatris yang cukup dalam waktu dua jam Anderson dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup untuk pembunuhan tingkat pertama terhadap korbannya Karen Hurwitz.
5. Silence of the Lambs
Silence of the Lambs via jioforme.com |
Pada tahun 1999, Margaret Lauritsen berada di rumahnya di Calista dengan anak anjing pudel kesayangannya, Susie, ketika kemudian cucunya, Anthony Lauritsen, datang ke rumahnya dengan gunting rumput dan palu untuk membunuh Margaret. Kasus ini pun dengan instan langsung berada di urutan teratas daftar pembunuhan di Amerika.
Dan yah, bahkan kondisi pembunuhan itu saja sudah cukup mengerikan, meninggal di tangan cucunya, dengan isi perutnya dikeluarkan dan kepalanya yang hampir putus. Forensik yang menyelidiki kasus ini berhasil menemukan dan menunjukkan adanya luka defensif di tangan dan lengannya wanita malang tersebut yang menunjukkan bahwa dia mencoba menahan serangan dari cucunya dengan sekuat tenaga.
Anthony bahkan juga diketahui secara brutal membunuh anjing pudel sang nenek dan telah merencanakan untuk membunuh anggota keluarga lainnya, serta sejumlah orang yang dia sebutkan dalam daftar sasaran.
Di pengadilan mereka menemukan bahwa Anthony telah berulang kali menonton 'Silence of the Lambs' dan "terpaku" pada satu adegan di mana Hannibal menyerang dan mengambil organ seorang perwira polisi.
20 tahun kemudian pasca penahannannya Anthony Lauritsen mendapat secercah harapan untuk bebas dengan pembebasan bersyarat, meskipun sebelumnya telah diberikan hukuman seumur hidup. Sementara anggota keluarga dapat mengeluarkan perintah penahanan terhadapnya, satu anggota menyatakan bahwa mereka semua masih hidup dalam “ketakutan akan pembebasannya." Dan kemudian memilih untuk mengirim Lauritsen ke program sosialisasi ulang.
Namun walaupun begitu, tidak ada jaminan orang gila satu ini akan berubah menjadi waras.
Sumber :
https://listverse.com/2019/09/10/top-10-atrocious-murders-inspired-by-movies/