5 Skandal Olimpiade Paling Terkenal di Dunia, Mulai Dari Wasit Terburuk hingga Dopping Oleh Rusia
Anehdidunia.com - Sejak diadakannya kembali secara modern dan lebih bersahabat pada akhir tahun 1800-an, kompetisi olahraga dunia per empat tahun sekali, yaitu Olimpiade kini telah menjadi satu-satunya acara olahraga terbesar dan paling bergengsi di dunia.
Mayoritas negara di dunia, lebih dari 200 di antaranya, diketahui mengumpulkan lebih dari 10.000 atlet terbaik mereka untuk didatangkan dan bersaing bersama secara sehat dan adil di lebih dari 300 pertandingan dan perlombaan dengan cabang yang berbeda-beda.
Apa pun yang cakupannya sangat besar, dengan begitu banyak negara sekaligus budaya yang berbeda, dan dengan begitu banyak hal yang dipertaruhkan, kemungkinan munculnya kontroversi adalah sama besarnya. Faktanya, bahkan setiap pertandingan Olimpiade yang diadakan selalu saja muncul berbagai bentuk pertengkaran atau drama, dari persoalan kecil, kekerasan langsung hingga skema jangka panjang yang bersifat rahasia.
Dan dengan tidak adanya negara yang bersedia untuk memilih bersifat netral – tentu saja tidak ada negara cukup waras yang memilih untuk hanya duduk menjadi wasit selama pertandingan seru berlangsung – nyatanya persoalan demi persoalan yang muncul pun memuncak menjadi deretan skandal terkenal yang hingga hari ini, masih segar dalam ingatan para penggemar sejati event Olimpiade.
Mulai dari wasit yang curang, kehadiran doping, hingga penipuan selama pertandingan, berikut kami telah merangkum deretan 5 skandal Olimpiade paling terkenal di dunia.
1. Wasit Terburuk Yang Pernah Ada
Wasit Terburuk Yang Pernah Ada via viva.co.id |
Selama Olimpiade London berlangsung pada tahun 2012 lalu, seorang wasit mungkin – maksud kami kemungkinan besar – dikabarkan telah dengan sengaja memberi contoh tidak baik berupa kinerja dan penilaian pertandingan yang paling buruk dan paling korup dalam sejarah kompetisi olahraga 4 tahunan tersebut.
Kenangan buruk itu dapat dilihat dalam rekaman pertarungan kelas bantam antara Satoshi Shimizu dari Jepang dan Magomed Abdulhamidov dari Azerbaijan yang dinilai tidak adil dan benar-benar berat sebelah. Dan yang lebih buruk lagi, pertandingan berakhir dalam keputusan yang benar-benar ‘difabrikasi’.
Kecuali yang menonton pertandingan tersebut adalah orang yang tidak paham apa yang sedang ditontonnya, akhir pertandingan antara atlet Jepang dan Azerbaijan tersebut benar-benar memancing emosi. Dalam pertandingan tersebut, Satoshi diketahui berhasil menjatuhkan Magomed ke lantai sebanyak enam kali – jumlah yang diketahui cukup jarang terjadi – namun anehnya pada setiap kondisi jatuh, wasit selalu gagal – tentu saja sengaja – dalam menghitung mundur waktu petinju itu.
Pada satu titik, wasit bahkan membantu Magomed yang jatuh meluruskan tutup kepalanya sehingga atlet asal Azerbaijan tersebut bisa kembali melanjutkan pertandingan. Kemudian yang paling buruk meskipun Satoshi adalah pemenang yang jelas di akhir pertarungan, kemenangan dalam pertandingan tersebut nyatanya diberikan kepada Magomed.
Tentu saja keputusan tersebut layak untuk dipertanyakan didukung oleh fakta bahwa hampir saja terjadi baku hantam umum di area dengan emosi publik dan penyiar yang di ujung ubun-ubun hendak mencabik-cabik wasit. Namun keputusan yang luar biasa salah itu pun pada akhirnya dibatalkan setelah Jepang mengajukan banding.
2. Kembar yang Curang
Kembar yang Curang via alchetron.com |
Kisah tentang bagaimana Madeline dan Margaret de Jesus melakukan kecurangan mereka di Olimpiade Los Angeles pada 1984 memang seakan terdengar dibuat-buat. Kecurangan tersebut bahkan terdengar seperti plot film anak-anak, karena kedua atlet tersebut benar-benar berhasil dalam melakukan tipuan mereka, hingga seorang reporter mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan membongkar segala kebusukan yang ada.
Kecurangan keduanya dimulai pada saat Madeline de Jesus menjadi wakil untuk Puerto Rico dalam bersaing di nomor lompat jauh. Namun sayang pada saat itu, Madeline diketahui menderita cedera hamstring.
Dirinya dijadwalkan bertanding lagi enam hari kemudian di nomor estafet 4x400 dan tak mau ketinggalan pertandingan penting tersebut. Jadi – disinilah semuanya dimulai – Madeline belakangan diketahui menyusun rencana untuk menggunakan saudara perempuannya — seorang kembaran identik dan juga seorang pelari cepat yang terampil — untuk secara diam-diam menggantikannya di nomor estafet tersebut.
Uniknya, rencana itu pun berhasil, dan Margaret mencalonkan diri untuk Madeline dan kemudian memenuhi syarat waktu kualifikasi sampai kemudian seorang reporter mengetahuinya semua rencana busuk tersebut.
Imbasnya, pelatih Madeline yang memilih untuk jujur dan menghormati apa yang tersisa dari kehormatan timnya, kemudian menarik seluruh tim dari kompetisi daripada harus menambah lagi rasa malu mereka.
3. Juri Prancis
Juri Prancis via thespec.com |
Marie-Reine Le Gougne adalah seorang juri Prancis untuk nomor skating berpasangan di Olimpiade Salt Lake City, Amerika tahun 2002 lalu. Dirinya menyaksikan tim Kanada dan Rusia memimpin lapangan dan bersaing untuk mendapatkan emas.
Namun pada akhir pertandingan, tampak jelas bagi pemirsa dan penonton bahwa atlet asal Kanada telah memegang kemenangan mereka dengan berhasil mengalahkan lawannya yang berasal dari Rusia.
Namun anehnya dan yang membuat publik ikut geram, status kemenangan tiba-tiba saja berubah ketika para hakim memberikan suara kepada tim yang kalah dan Rusia berhasil memboyong emas yang tidak seharusnya mereka miliki. belakangan ternyata diketahui bahwa Rusia dan Prancis telah sepakat untuk menipu para penonton di event agung tersebut dengan perjanjian licik untuk ‘saling bertukar suara’ juri dan memenangkan atlet Rusia yang jelas-jelas kalah.
Le Gougne yang putus asa dengan derasnya rundungan dan makian yang diterimanya kemudian mengaku kepada publik dan pers. Akibat pengakuan tersebut, juri wanita itu pun mendapat ejekan yang lebih parah melebihi juri lainnya. Bahkan gelar “Juri Prancis” pun didapati oleh wanita tersebut atas pengakuannya.
4. Kerrigan dan Harding
Kerrigan dan Harding via viva.co.id |
Insiden Tonya Harding/Nancy Kerrigan menjadi terkenal, bahkan cukup untuk menelurkan film yang dibintangi oleh artis Margot Robbie, yang berjudul "I, Tonya." Insiden ini diketahui terjadi pada tahun 1993, Harding dan Kerrigan adalah dua atlet skater wanita terbaik dari Amerika Serikat dan akan bersaing satu sama lain dalam uji coba kualifikasi untuk mendapatkan tempat di tim Amerika untuk selanjutnya mewakili negara paman Sam dalam event Olimpiade Lillehammer 1994.
Kemudian tragedi mengerikan itu pun terjadi ketika Kerrigan diserang oleh seorang pria dengan pipa besi, sehingga kemudian memberikan Harding ‘posisi’ untuk kemudian mewakili Amerika dengan mudahnya.
Tentu saja, seluruh insiden ini kemudian berubah menjadi satu judul sinetron menarik. Karena belakangan diketahui bahwa Mantan suami Harding lah yang menyewa penyerang tersebut untuk melakukan kejahatannya dan dalam hal ini Harding diragukan keabsahannya dalam tuduhan “membantu” merencanakan serangan itu, meskipun dia tahu bahwa serangan tersebut akan terjadi tepat sebelum pihak berwenang mengetahuinya.
Pada akhirnya, walaupun aneh, Kedua skater ini pun tetap mewakili Amerika di ajang Olimpiade, di mana Kerrigan berhasil mengambil hadiah perak sementara Harding di lain pihak mengalami mini-meltdown.
5. Doping Rusia
Doping Rusia via cnnindonesia.com |
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Rusia memiliki sejarah kelam yang cukup panjang perihal pelanggaran doping di Olimpiade. Yang paling terkenal adalah ketika sebanyak dua puluh anak dan remaja yang hendak mewaliki negara dingin tersebut dikabarkan positif setelah setelah menjalani tes penggunaan doping setelah sebelumnya dibombardir dengan puluhan tuduhan.
Tetapi hal tersebut nyatanya hanya seujung jari ketika beberapa pengakuan mengejutkan muncul dan memastikan bahwa “program doping” yang awalnya hanya dikira takhayul namun nyatanya benar-benar dilakukan dan disponsori langsung oleh negara Rusia sendiri, dan skandal itu pun menjadi salah satu penipuan paling besar yang pernah terungkap selama perhelatan kompetisi Olimpiade digelar.
Dalam prosesnya terungkapnya skandal besar ini, antara tahun 2010 dan 2014, karyawan Badan Anti-Doping Rusia Vitaly Stepanov dan istrinya, pelari Olimpiade Yuliya Stepanova diketahui bekerja sama untuk mengekspos program doping yang dilakukan langsung Rusia secara ekstensif.
Dalam aksinya, Vitaly mengirim ratusan bukti ke Badan Anti-Doping Dunia dan Yuliya diam-diam merekam percakapan dengan para atlet tentang ‘kecurangan’ tersebut. Kemudian pada tahun 2016, Grigory Rodchenkov, mantan kepala Laboratorium Anti-Doping Moskow mengkonfirmasi seluruh cerita yang ada.
Sejak saat itu empat puluh tiga medali yang telah dimenangkan oleh Rusia resmi dicabut secara tidak hormat, dan puncaknya negara itu pun dilarang bertanding pada pertandingan Olimpiade 2020(/2021) di Tokyo, Jepang.
Sumber :
https://listverse.com/2021/08/01/top-10-olympic-scandals/