Kasus Gugatan Hukum Unik Melibatkan Makanan dan Minuman
Pernahkah anda memesan makanan dan makanan yang anda dapat tidak sesuai dengan harapan? Jika hal tersebut terjadi pada orang-orang, maka biasanya reaksi mereka paling jauh hanya sebatas menggerutu atau menegur langsung pembuat makannya. Namun ada pula kasus di mana orang-orang memutuskan untuk turut melibatkan pengadilan saat tidak puas dengan makanannya. Berikut ini adalah 4 contoh kasus gugatan hukum unik seputar makanan dan minuman.
Menuntut Karena Tersedak
Normalnya ketika seseorang tersedak, maka hal tersebut dianggap sebagai kesalahan orang itu sendiri. Pasalnya tersedak pada dasarnya bisa dihindari jika seseorang tidak menelan makanannya terlalu cepat, atau mengunyah makanannya terlebih dahulu hingga cukup kecil untuk ditelan dengan lancar.
Di Mississipi, Amerika Serikat, seorang pria pernah menuntut Popeyes karena menurutnya, makanan Popeyes membuatnya tersedak. Paul Newton Jr., adalah nama dari pria yang mengajukan gugatan tidak lazim bermula.
Semuanya bermula ketika menjelang akhir tahun 2015 lalu, Paul memesan makanan di Popeyes untuk dimakan di tempat lain. Pesanannya terdiri dari 2 dada ayam, nasi, kacang merah, biskuit, dan minuman ringan. Sahabat anehdidunia.com makanan yang dipesan oleh Paul tersebut juga dilengkapi dengan serbet dan spork (sejenis sendok yang bagian depannya bergerigi seperti garpu) plastik.
Saat ia sedang dalam perjalanan pulang ke kantornya dengan menaiki mobil, ia mulai menyantap nasi dan kacangnya dengan memakai spork. Namun saat ia ingin memakan ayamnya, ia kebingungan saat hendak memotong ayamnya karena ternyata makanan pesanannya tidak dilengkapi dengan pisau plastik.
Paul kemudian nekat menyantap ayamnya ini dengan memakai tangan kosong. Saat itulah, peristiwa yang tidak diduga terjadi. Ayam yang dimakannya tersangkut di tenggorokan dan membuatnya nyaris mati tercekik. Paul pun kemudian dibawa ke rumah sakit dan menjalani operasi darurat untuk membedah tenggorokannya.
Pasca peristiwa ini, Paul kemudian menyalahkan Popeyes dan menuntut ganti rugi kepada mereka dengan alasan peristiwa tersedak yang dialaminya ini terjadi karena pihak rumah makan tidak menyediakan pisau plastik kepadanya. Ia juga menuntut agar Popeyes menanggung biaya pengobatan yang harus ditanggungnya. Meskipun begitu, Paul kemudian memutuskan untuk mencabut gugatannya ini.
Menutut Karena Makanannya Membuatnya Gemuk
Sudah jadi rahasia umum kalau terlalu banyak menyantap makanan cepat saji atau fast food bakal membuat seseorang mudah mengalami kegemukan. Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan utama mengapa obesitas menjadi masalah kesehatan yang amat lazim ditemui di AS. Namun mereka yang mengalami obesitas akibat kebanyakan menyantap makanan cepat saji umumnya tidak sampai menyalahkan pembuat makanannya.
Hal tersebut tidak berlaku bagi Caesar Barber. Pada tahun 2002, pria berusia 56 tahun mengajukan gugatan hukum kepada sejumlah rumah makan cepat saji seperti KFC, McDonald’s, Burger King, dan Wendy’s. Menurut Caesar, perusahaan tersebut membuat kesehatannya terganggu karena menyajikan makanan yang tidak sehat.
Alasan mengapa Caesar menyalahkan perusahaan-perusahaan makanan tadi adalah karena mereka tidak pernah menjelaskan komposisi dan bahan yang digunakan untuk membuat hidangan-hidangan yang disantap oleh Caesar. Sahabat anehdidunia.com Caesar sendiri mengaku kalau sebelum mengajukan gugatan hukum ini, ia sudah terbiasa menyantap makanan-makanan buatan mereka sebanyak 4 hingga 5 kali setiap pekannya.
Menurut pengacara Caesar yang bernama Samuel Hirsch, industri makanan cepat saji seharusnya bertanggung jawab memperingatkan konsumennya mengenai bahaya yang bisa diterima oleh konsumennya jika menyantap makanan mereka. Caesar menyalahkan makanan cepat saji yang dimakannya setelah ia menderita diabetes dan 2 kali terkena serangan jantung.
Sudah menjadi pengetahuan umum kalau menyantap makanan cepat saji terlalu banyak dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas dan gangguan kesehatan. Namun Caesar merupakan orang pertama yang menuntut rumah makan cepat saji terkait hal tersebut.
Meskipun begitu, daripada menyalahkan pembuat makanan, adalah hal yang lebih baik jika orang itu sendiri yang mengatur pola makannya supaya ia tidak sampai menderita kegemukan akibat menyantap makanan cepat saji secara berlebihan. Mungkin atas pertimbangan itu pulalah, hakim menolak mengabulkan tuntutan Paul pada tahun 2003.
Menutut Karena Tidak Ada Jahe dalam Minuman Jahe
Ginger Ale adalah nama dari minuman kaleng dari merek Canada Dry yang kerap digunakan sebagai obat alternatif untuk mengobati sakit perut karena minuman ini mengandung soda dan jahe. Namun pada tahun 2018, Julie Fletcher mengajukan gugatan hukum kepada produsen Ginger Ale.
Alasan kenapa Julie mengajukan tuntutan adalah karena saat ia memeriksa komposisi dari Ginger Ale, ternyata tidak ada jahe yang tercantum di sana. Yang tercantum hanyalah air berkarbonasi, sirup jagung berfruktosa tinggi, asam sitrik, sodium benzoat, pemberi rasa alamiah, dan karamel.
Menurut pengacara Julie yang bernama Michael J. DeBenedictis, Julie selama ini kerap mengkonsumsi Ginger Ale karena mengira minuman tersebut menggunakan soda dalam bahannya sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
Meskipun begitu, pada kaleng minuman ini tertera tulisan “dibuat dari jahe asli”. Iklan Ginger Ale yang sempat ditayangkan pada tahun 2011 juga memperlihatkan adegan berisi petani jahe bersama dengan jahe sungguhan. Sahabat anehdidunia.com Produsen Ginger Ale sendiri berargumen bahwa produknya benar-benar menggunakan jahe, namun dalam daftar komposisinya ditulis sebagai pemberi rasa alamiah.
Yang menarik, sebelum Julie mengajukan tuntutan hukum ini, produsen Ginger Ale juga pernah menerima gugatan hukum serupa di Missouri, AS. Saat Ginger Ale kemudian diuji di laboratorium, ternyata tidak ada jahe yang terkandung di dalamnya.
Namun Dr Pepper selaku perusahaan pembuat Ginger Ale menekankan bahwa hanya karena tidak ada jahe yang ditemukan pada minumannya, bukan berarti produknya tidak menggunakan jahe sama sekali. Kasus ini pada akhirnya tidak pernah berlanjut hingga ke tahap vonis hakim setelah pihak penggugat mencabut gugatannya.
Pada tahun 2013, seorang pemuda asal Australia mengunggah foto roti sandwich merek Subway beserta dengan meteran di atasnya. Dalam foto tersebut, roti yang bersangkutan nampak hanya memiliki panjang 28 cm. Berbeda dengan klaim produsen rotinya yang menyebut kalau roti buatan mereka memiliki panjang 30 cm.
Foto yang diunggahnya seketika viral di internet sehingga kasus ini pun kemudian bergulir ke pengadilan karena publik merasa dibohongi oleh Subway selaku produsen rotinya. Pada tahun 2016, Subway mengalah dan menyatakan kalau pihaknya berjanji kalau di kemudian hari, roti yang bakal dibuatnya bakal memiliki panjang setidaknya 30 cm.
Namun kasus ini masih belum sepenuhnya selesai karena pengacara yang mengajukan gugatan kasus ini ingin mendapatkan uang penyelesaian sebesar 520.000 dollar dari Subway. Uang tersebut pada akhirnya tidak pernah dibayarkan menyusul keluarnya vonis hakim pada tahun 2017.
Ada beberapa alasan mengapa hakim mengeluarkan putusan tersebut. Pertama, roti-roti Subway yang dijual umumnya memiliki panjang 30 cm dan roti yang tidak memiliki ukuran sepanjang itu hanya memiliki selisih sekian sentimeter.
Kedua, meskipun ukurannya berbeda-beda, tidak ada perbedaan berat dan komposisi pada berat bahan-bahan yang digunakan untuk membuat masing-masing roti. Alasan terakhir, adanya perbedaan panjang pada masing-masing roti terjadi lebih karena saat rotinya dipanggang, ada sejumlah roti yang menciut dan melebar akibat panas.
referensi :
https://www.dailymail.co.uk/news/article-6011121/New-York-woman-sues-Canada-Dry-claiming-real-ginger-assertion-FARCE.html
https://listverse.com/2018/09/16/10-incredibly-curious-food-lawsuits/
https://legalnewsline.com/stories/511208827-seventh-circuit-settlement-in-case-over-length-of-subway-s-footlong-sandwiches-utterly-worthless
https://listverse.com/2018/09/16/10-incredibly-curious-food-lawsuits/
https://legalnewsline.com/stories/511208827-seventh-circuit-settlement-in-case-over-length-of-subway-s-footlong-sandwiches-utterly-worthless