Kisah Brooke Greenberg Wanita Dewasa yang Terjebak dalam Tubuh Balita
Howard dan Melanie Greenberg adalah pasangan suami istri asal negara bagian Marylamd, Amerika Serikat. Tanggal 8 Januari 1993 menjadi tanggal yang sungguh membahagiakan bagi mereka. Pasalnya pada tanggal tersebut, Melanie melahirkan anak ketiganya di Rumah Sakit Sinai, Baltimore.
Bayi perempuan tersebut kemudian mereka beri nama Brooke. Kelahiran Brooke sendiri tidak diduga oleh Howard dan Melanie karena Brooke lahir prematur 1 bulan lebih awal. Sahabat anehdidunia.com Brooke juga lahir dengan kondisi yang tidak normal karena ia lahir dengan kondisi dislokasi pinggul anterior, suatu kondisi di mana kakinya mengarah ke bahu.
Brooke lantas menjalani operasi untuk memperbaiki kondisi yang dialaminya. Operasi tersebut berjalan lancar dan Brooke sesudah itu bisa melanjutkan hidupnya secara normal di rumah kedua orang tuanya. Kendati ia lahir dengan kondisi yang tidak biasa, Brooke nampak tidak ada bedanya dengan anak-anak normal.
Brooke sempat menderita sejumlah gangguan kesehatan semisal bisul di perut dan kejang-kejang. Ia juga sempat terbentur di bagian kepalanya. Namun tidak ada satu pun peristiwa tersebut yang membuat Brooke sampai sakit parah. Hingga kemudian saat Brooke berusia 4 tahun, ia tidur begitu lama selama 14 hari berturut-turut.
Orang tua Brooke yang khawatir kemudian memeriksakan anaknya ke dokter. Dokter yang memeriksa Brooke menduga kalau Brooke mungkin memiliki tumor di otaknya. Mendengar hal tersebut, orangtua Brooke pun menyiapkan diri kalau-kalau kemungkinan terburuk bakal menimpa buah hatinya.
Ajaibnya, Brooke kemudian bangun sendiri dari tidurnya tanpa menunjukkan hal-hal yang aneh. Pemeriksaan pada tubuhnya juga menunjukkan kalau Brooke tidak memiliki tumor. Namun jika orang tua Brooke mengira kalau kejanggalan yang menimpa buah hatinya sudah berakhir, nampaknya mereka harus memendam pikiran tersebut dalam-dalam.
Tidak Pernah Tumbuh dan Menua
Seiring berjalannya waktu, saat saudara dan teman-teman sebaya Brooke tumbuh normal, fisik Brooke justru sama sekali tidak mengalami pertumbuhan. Seolah-olah Brooke terjebak dalam tubuh bayi berusia 4 tahun secara permanen. Bukan hanya fisik Brooke yang tidak mengalami perubahan. Kondisi mental Brooke juga tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan. Ia tetap bertingkah layaknya seorang balita.
Orang tua Brooke yang melihat hal tersebut jelas merasa khawatir. Mereka pun kemudian membawa Brooke ke sejumlah pakar kesehatan dengan harapan mereka bisa menemukan jawab atas keanehan yang menimpa Brooke.
Dokter sempat memberikan terapi hormon kepada Brooke. Namun terapi tersebut tidak memberikan efek apa-apa pada Brooke. Brooke juga harus disuapi dengan memakai selang khusus karena sebagai akibat dari kerongkongannya yang kecil, makanan yang ditelan oleh Brooke beresiko salah masuk ke dalam tenggorokannya.
Brooke sempat menjalani tes DNA, namun hasil pemeriksaan tidak menunjukkan hal-hal aneh pada gen maupun kromosom Brooke. Keluarga Brooke juga diketahui tidak memiliki riwayat kelainan genetis. Jika itu masih belum cukup membingungkan, semua saudara Brooke tumbuh normal. Adik Brooke secara fisik bahkan kini nampak lebih tua dibandingkan kakaknya.
Karena para pakar yang memeriksa Brooke tidak pernah menemukan kasus yang serupa dengan kelainan yang dialami oleh Brooke, mereka pun lantas memberikan nama “Sindrom X” untuk menyebut kelainan yang diderita oleh Brooke ini.
Mereka menduga kalau terhentinya pertumbuhan Brooke disebabkan oleh gangguan pada metabolismenya. Namun karena hal tersebut masih bersifat dugaan, mereka tidak bisa merinci gangguan metabolisme macam apa yang membuat Brooke sampai berhenti tumbuh sama sekali.
Tanggapan Orang Tua Brooke
Walaupun Brooke aslinya jauh lebih tua dari penampilan fisiknya, orang tua Brooke memperlakukan Brooke layaknya balita pada umumnya. Setiap kali Brooke dan keluarganya bepergian di luar rumah, Brooke ikut bersama mereka dengan cara digendong.
Lalu saat mereka berbelanja, Brooke akan ditempatkan dalam tempat duduk bayi pada kereta belanjaan. Jika ada yang bertanya mengenai usia Brooke, Melanie akan menjawab kalau Brooke baru berusia 16 bulan.
Layaknya anak balita kebanyakan, Brooke tidak benar-benar bisa berbicara. Untuk berkomunikasi dengan Brooke, keluarga Brooke pun mengandalkan ekspresi wajah dan bahasa isyarat. Brooke lantas membalasnya dengan memberikan senyuman kepada orang yang mengajaknya berkomunikasi.
Orang tua Brooke juga bersikeras bahwa meskipun Brooke memiliki masalah pertumbuhan, Brooke bukanlah sosok yang cacat atau berpenyakit. “Jika seseorang mengetuk pintu rumah saya dan berkata, ‘Pil ini dapat menyembuhkannya’, maka saya akan menjawab, ‘Dia tidak sakit’,” kata Howard mengumpamakan.
Meskipun keluarga Brooke tetap bisa menerima keberadaan Brooke apa adanya, mereka tetap penasaran dengan penyebab kelainan yang menimpa Brooke. Selama bertahun-tahun, mereka pergi ke sana kemari untuk mendapatkan penjelasan yang meyakinkan mengenai penyebab kenapa putrinya bisa berhenti tumbuh.
Penyebab Kejanggalan Brooke Terjawab?
Keluarga Brooke nampaknya terus menemui jalan buntu hingga kemudian mereka bertemu dengan Richard Walker, pakar hormon endokrin dari Universitas Florida Selatan. Menurut Richard, Brooke mungkin berhenti mengalami pertumbuhan karena organ-organ tubuhnya tidak bekerja secara selaras.
Richard menjelaskan lebih jauh kalau bagian-bagian tubuh Brooke mengalami kecepatan pertumbuhan yang berbeda-beda. Seolah-olah tubuh Brooke aslinya terdiri dari beberapa makhluk hidup yang berbeda dengan tingkat pertumbuhannya masing-masing.
Sebagai contoh, Brooke memiliki kondisi mental layaknya anak balita. Namun struktur tulangnya lebih mirip dengan struktur tulang anak berusia 10 tahun. Kemudian di usia 16 tahun, Brooke juga masih memiliki gigi susu.
Richard lantas berharap bahwa jika ia bisa memahami kelainan yang dialami oleh Brooke secara rinci, maka pihaknya bisa menemukan rahasia mengenai proses penuaan pada manusia. Serta untuk mengobati penyakit yang lazim dialami oleh lansia semisal penyakit Parkinson.
Akhir Menyedihkan Brooke
Fisik mungil yang dimiliki oleh Brooke sayangnya kini mulai membawa masalah tersendiri baginya. Seperti yang kita tahu, bayi rentan jatuh sakit karena sistem kekebalan tubuhnya tidak sebaik orang dewasa. Hal itulah yang dialami oleh Brooke.
Sepanjang hidupnya, Brooke beberapa kali mengalami masalah kesehatan serius. Saat usianya sudah menginjak 20 tahun, kondisi kesehatannya hanya semakin memburuk. Ia hanya bisa makan dengan selang khusus dan harus menjalani perawatan intensif selama 24 jam.
Biarpun dokter sudah berusaha, namun mereka pada akhirnya tetap tidak berhasil mencegah hal terburuk menimpa Brooke. Sahabat anehdidunia.com pada tanggal 24 Oktober 2013, Brooke meninggal akibat komplikasi pada sistem pernapasannya. Hari yang memilukan tersebut sekaligus menjadi akhir dari perjuangan Brooke dalam tubuh mungilnya.
Meninggalnya Brooke tidak lantas membuat ilmuwan berhenti melakukan penelusuran mengenai Sindrom X. Mereka ingin tahu apakah selain Brooke, masih ada orang lain yang memiliki kelainan serupa.
Dugaan mereka tidak salah karena selain Brooke, ternyata ada sejumlah kasus lain yang serupa dengan kasus yang dialami oleh Brooke. Mereka kini juga mengganti nama “Sindrom X” dengan nama “sindrom kompleks neotenik”.
Meskipun begitu, masih banyak hal yang belum diketahui ilmuwan mengenai sindrom ini. Demikian juga mengenai apakah sindrom ini bersifat menurun atau tidak. Lepas dari hal-hal tersebut, kasus yang dialami oleh Brooke Greenberg ini sekaligus menunjukkan kalau tubuh manusia penuh akan hal-hal yang belum sepenuhnya dipahami oleh manusia sendiri.
referensi
https://mysteriousuniverse.org/2020/03/the-strange-case-of-the-girl-who-didnt-age/
https://abcnews.go.com/2020/Health/story?id=7880954&page=1
https://www.livescience.com/26232-20-year-old-toddler-genetics.html