Selain Gladiator, Colosseum Menggelar Pertunjukan Aneh Ini
Jika bicara soal Colosseum dan pertunjukan di dalamnya, maka seketika kita akan langsung membayangkan pertunjukan gladiator di mana sepasang orang yang berpakaian layaknya prajurit dipaksa bertarung satu sama lain hingga tewas. Namun ternyata gladiator bukanlah satu-satunya pertunjukan yang pernah digelar di Colosseum. Bangunan megah Romawi ini juga pernah digunakan untuk menggelar pertunjukan-pertunjukan lain yang tidak seterkenal gladiator, namun hasil akhirnya tidak kalah sadis. Berikut ini adalah pertunjukan-pertunjukan penuh darah yang pernah dilangsungkan di Colosseum.
Pertunjukan Hewan Eksotik
Colosseum bukan hanya menjadi tempat di mana orang-orang bisa menyaksikan manusia bertarung satu sama lain hingga titik darah penghabisan. Pemimpin Romawi juga kerap menggunakan Colosseum sebagai tempat untuk memamerkan hewan-hewan eksotik yang berasal dari luar Eropa.
Di masa pemerintah Julius Caesar contohnya, jerapah yang lehernya berada dalam kondisi dirantai pernah dipamerkan di tengah-tengah Colosseum. Merasa takjub karena mereka belum pernah melihat hewan dengan penampilan seaneh itu sebelumnya, orang-orang pun beramai-ramai mengekspresikan kekagumannya. Jerapah tersebut sekaligus menjadi jerapah pertama yang pernah menginjakkan kakinya di daratan Eropa.
Namun dipamerkan saja belumlah cukup. Tidak jarang hewan-hewan yang ada di Colosseum dipaksa untuk bertarung hingga tewas. Entah saat melawan hewan lain, atau saat melawan manusia. Hewan-hewan seperti gajah, badak, hingga kuda nil semuanya diketahui pernah dijadikan objek pertunjukan di Colosseum demi kesenangan penonton.
Kadang-kadang penonton juga turut dilibatkan dalam pertunjukan hewan di Colosseum. Pada tahun 281, Kaisar Probus memerintahkan kepada anak buahnya untuk membuat hutan buatan di arena Circus Maximus. Sesudah itu, ia kemudian melepaskan ribuan ekor burung unta dan rusa ke hutan buatan tersebut.
Kaisar Probus kemudian meminta kepada para penonton untuk masuk ke dalam arena untuk memburu hewan-hewan tersebut. Mereka yang berhasil membunuh hewan di arena diperbolehkan pulang sambil membawa hewan hasil buruannya.
Jungkat-Jungkit Raksasa Dan Hewan Buas
Bangsa Romawi bisa dianggap sebagai bangsa yang kreatif jika bicara soal pertunjukan yang penuh darah. Mereka seolah selalu memiliki cara untuk membuat peristiwa eksekusi mati memiliki nilai hiburannya tersendiri. Petaurua adalah contoh dari hasil kreativitas tersebut, sekaligus menjadi bukti mengenai bagaimana sadisnya selera hiburan masyarakat Romawi.
Petaurua sendiri pada dasarnya adalah sebuah jungkat-jungkit raksasa yang didesain supaya bisa dinaiki oleh banyak orang sekaligus. Ketika salah satu ujung petaurua terlontar ke atas, orang-orang yang ada di atasnya bisa terlontar hingga setinggi 5 meter.
Saat pertunjukan yang memakai petaurua dilaksanakan, para tahanan yang berada dalam kondisi telanjang dengan tangan terikat di punggung dipaksa menaiki kedua ujung petaurua. Sesudah itu, mereka saling mencoba melontarkan orang-orang yang ada di ujung seberang dengan mengandalkan bobot mereka.
Saat ada tahanan yang terlontar dari ujung petaurua yang ia naiki, tahanan tersebut beresiko menderita cedera atau bahkan tewas akibat terjatuh dari ketinggian. Namun jika itu masih belum cukup, hewan-hewan buas yang kelaparan juga sengaja dilepaskan ke arena petaurua. Karena hewan tersebut tidak bisa menyerang tahanan yang ada di atas petaurua, mereka akan menyerang tahanan yang tergeletak di atas tanah.
Orang-orang Romawi yang menyaksikan pertunjukan ini bakal beramai-ramai memasang taruhan sambil menerka-nerka tahanan manakah yang bisa hidup paling lama. Bagi para tahanan yang dipaksa mengikuti pertunjukan ini sendiri, petaurua bisa dianggap bak buah simalakama.
Pasalnya saat mereka berhasil melontarkan semua tahanan yang ada di ujung lain petaurua, ujung petaurua yang mereka naiki secara otomatis bakal menyentuh tanah akibat tertekan oleh bobot mereka sendiri. Begitu hal tersebut terjadi, hanya masalah waktu bagi tahanan tersebut untuk menjadi santapan dari hewan-hewan buas di arena.
Simulasi Pertempuran Laut
Colosseum juga pernah menjadi arena simulasi pertempuran laut. Berdasarkan catatan sejarah, pertunjukan macam ini diketahui sudah pernah digelar sebanyak setidaknya 4 kali. Dalam pertunjukan yang satu ini, arena Colosseum akan digenangi dengan air hingga menyerupai kolam raksasa.
Sesudah itu, para tahanan akan dibagi ke dalam 2 tim yang masing-masingnya menaiki kapal dayung. Para tahanan tersebut kemudian diharuskan bertarung satu sama lain dengan cara menenggelamkan kapal milik kubu lawannya. Bak pertempuran laut yang sesungguhnya.
Jumlah tahanan yang dilibatkan dalam pertunjukan ini tidak main-main. Saat Julius Caesar menggelar pertunjukan ini, ada total 6.000 tahanan yang dilibatkan dalam simulasi pertempuran laut. Sebanyak 4.000 di antara mereka bertugas sebagai pendayung, sementara 2.000 lainnya berperan sebagai prajurit.
Pertunjukan simulasi pertempuran laut ini berjalan dengan sangat sukses. Sampai-sampai banyak penonton yang tewas terinjak-injak karena mereka ingin mendapatkan posisi terbaik untuk melihat pertarungannya.
Pasca pertunjukan yang digelar oleh Caesar, pertunjukan-pertunjukan serupa kemudian kembali digelar di kemudian hari dengan skala yang semakin lama semakin besar. Kaisar Claudius diketahui pernah menggelar simulasi pertempuran laut yang melibatkan 19.000 orang tahanan serta 100 buah kapal.
Drama Sandiwara
Bangsa Romawi amat menyukai seni. Jadi bukan hal yang aneh jika kemudian pertunjukan sandiwara juga pernah dilangsungkan di Colosseum. Namun Colosseum tetaplah Colosseum. Dengan kata lain, harus ada orang yang ditumbalkan saat ada pertunjukan yang digelar di tempat ini.
Dalam salah satu pertunjukan misalnya, penonton menyaksikan drama yang terinspirasi dari mitologi Promoetheus. Pada salah satu adegan, seorang tahanan dipaku pada kayu salib dengan perut yang terburai. Dan adegan tersebut benar-benar nyata yang berarti tahanannya memang benar-benar dilukai. Sesudah itu, seekor beruang kemudian dilepaskan ke arena pertunjukan supaya tahanan tadi dimakan hingga tewas.
Dalam pertunjukan lain, seorang tahanan diharuskan berperan sebagai Orpheus yang sedang menjinakkan hewan. Pada awalnya semuanya nampak seperti pertunjukan drama biasa karena hewan-hewan yang dilepaskan ke arena adalah hewan-hewan yang sudah jinak. Namun saat seekor beruang yang kelaparan dilepaskan ke arena, tahanan malang tersebut harus kehilangan nyawanya akibat diterkam oleh beruang tadi.
Kaisar yang Telanjang
Romawi dalam perjalanan sejarahnya memiliki banyak kaisar yang berperilaku nyentrik dan Commodus adalah salah satunya. Ia diketahui amat menggemar pertunjukan di Colosseum. Namun seolah tidak puas dengan hanya menjadi penonton, ia beberapa kali ikut terjun langsung di tengah-tengah arena.
Dalam banyak pertunjukan, Commodus akan masuk ke dalam arena dalam kondisi telanjang. Sesudah itu, ia bakal membunuh hewan-hewan eksotik yang sudah disiapkan di hadapannya. Penonton yang menyaksikan pertunjukan tersebut kemudian diharuskan bersorak sorai saat Commodus berhasil membunuh hewan yang ada di hadapannya.
Bukan hanya hewan yang menjadi korban pembunuhan Commodus. Dalam satu kesempatan, ia memerintahkan supaya orang-orang yang kehilangan kakinya akibat penyakit dikumpulkan di tengah-tengah arena Colosseum. Sesudah itu, ia membunuhi mereka satu demi satu dengan cara menghantam kepala mereka memakai gada.
Rakyat Romawi memang menyukai pertunjukan yang penuh darah. Namun nampaknya mereka tetap memiliki batas toleransinya sendiri. Itulah sebabnya orang-orang kemudian berkomplot untuk membunuhnya. Saat sedang berlatih dengan instruktur gulatnya, Commodus menghembuskan nafas terakhirnya setelah sang instruktur mencekik Commodus hingga tewas.
referensi:
https://www.livescience.com/53615-horrors-of-the-colosseum.html
https://listverse.com/2016/11/25/10-crazy-shows-romans-could-watch-at-the-colosseum/
https://listverse.com/2016/11/25/10-crazy-shows-romans-could-watch-at-the-colosseum/