Metode Unik Pernah Diciptakan Untuk Mengidentifikasi Gay
Gay atau homo adalah sebutan untuk pria yang menyukai sesama pria. Di masa kini, semakin banyak orang yang tidak lagi merasa malu saat harus mengakui kalau dirinya adalah seorang gay. Meskipun begitu, tetap tidak sedikit pria gay yang lebih memilih untuk merahasiakan orientasi seksual aslinya. Entah karena ia tinggal di lingkungan yang masyarakatnya masih antipati terhadap kaum gay, atau karena ia tidak ingin menjadi sasaran olok-olok oleh mereka yang membenci gay.
Negara-negara Barat di masa kini pada umumnya bersikap toleran terhadap kaum gay. Namun tidak demikian halnya jika kita mundur hingga puluhan tahun sebelumnya. Pasalnya pada masa itu, gay masih dianggap sebagai aib dan kelainan. Sampai-sampai ada metode khusus yang diciptakan untuk mengetahui apakah seorang pria merupakan gay atau bukan. Berikut adalah metode-metode unik yang pernah digunakan di berbagai belahan dunia untuk mengidentifikasi pria gay yang membaur di antara masyarakat.
Fruit Machine
Pada tahun 1960-an, pemerintah Kanada pernah mengoperasikan mesin yang dikenal dengan julukan Fruit Machine atau Mesin Buah. Walaupun diberi nama Mesin Buah, mesin tersebut sama sekali tidak digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan buah. Fungsi Mesin Buah adalah untuk mengetahui apakah seseorang merupakan gay atau bukan.
Menurut orang-orang yang pernah melihat Mesin Buah, mesin tersebut berukuran sangat besar. Seolah-olah mesin tersebut berasal dari fiksi ilmiah dan dibawa ke dunia nyata. Mesin Buah terdiri dari beberapa kamera, balok-balok raksasa yang terbuat dari baja, serta layar monitor khusus.
Jika polisi Kanada menangkap seseorang yang dicurigai sebagai gay, orang tersebut akan ditangkap dan dipaksa mengaku. Polisi yang menginterogasinya juga akan menakut-nakutinya dengan menyatakan kalau pihak kepolisian memiliki bukti jika pria yang ditangkap adalah seorang gay.
Jika pria yang ditangkap tersebut tetap enggan mengaku, polisi kemudian akan membawa pria tersebut ke hadapan Mesin Buah. Di sana, pria tersebut akan diikat dan dipaksa menonton cuplikan video begituan yang menampilkan adegan gay.
Selama menonton, ilmuwan akan menganalisa detak jantung, ukuran pupil, tarikan napas, dan reaksi kulit sang pria. Jika pupil mata sang pria melebar misalnya, maka pria tersebut disimpulkan sebagai seorang gay karena pria tersebut menunjukkan reaksi layaknya orang yang menunjukkan ketertarikan akan sesuatu.
Patroli Polisi Taman
Polisi Taman pernah menjadi elemen penting dalam sejarah Amerika Serikat (AS) untuk mendeteksi dan menangkap orang-orang yang dicurigai sebagai gay. Sahabat anehdidunia.com alasan mengapa Polisi Taman turut dilibatkan adalah menurut keyakinan para pengambil kebijakan, taman umum merupakan tempat yang lazim digunakan oleh kaum gay untuk bersenang-senang dan mencari pasangan.
Untuk keperluan ini, pemerintah menambahkan jumlah personil Polisi Taman. Setiap harinya selama 12 jam, ada sekelompok Polisi Taman yang mengawasi toilet umum di Taman Lafayette untuk mencari tahu apakah ada gay yang menggunakan toilet umum tersebut.
Saat Polisi Taman melaporkan hasil patrolinya kepada Kongres AS, mereka menyatakan kalau setidaknya ada sekitar setengah lusin pengguna toilet yang aslinya merupakan kaum gay. Mereka pergi ke toilet umum untuk melakukan hal-hal yang tidak senonoh.
Pemerintah AS menanggapi laporan ini dengan serius. Mereka bahkan berkesimpulan kalau setiap orang yang bertingkah mencurigakan di dekat toilet umum pastinya merupakan kaum gay. Seorang pegawai CIA bahkan sampai dipecat oleh lembaga tempatnya bekerja karena ketahuan berkeliaran di dekat toilet umum Taman Lafayette.
Menerbitkan Artikel Mengenai Ciri-Ciri Homo
Tahun 2018, surat kabar Sinar Harian yang berasal dari Malaysia pernah menerbitkan suatu artikel khusus mengenai ciri-ciri kaum gay dan lesbian. Artikel tersebut dimaksudkan supaya para pembacanya menjadi lebih mudah mengenali ciri-ciri kaum homoseksual saat berada di tempat umum.
Menurut artikel tersebut, pria-pria gay sangat menyukai janggut. Pria gay juga dideskripsikan memiliki hubungan dekat dengan keluarga, suka memakai pakaian bermerk terkenal, dan gemar mengunjungi pusat kebugaran atau gym.
Pusat kebugaran sekaligus menjadi tempat di mana kaum gay mencari pasangan. Masih menurut artikel tadi, jika seorang pria gay memasuki pusat kebugaran, ia tidak akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan latihan fisik.
Pria gay hanya akan duduk-duduk santai sambil mengamati orang-orang lain yang beraktivitas di dekatnya. Jika ada seorang pria yang menurutnya memiliki penampilan menarik, ia akan mendekati pria tersebut dan merayunya dengan harapan pria tersebut mau menjadi pasangannya.
Wanita lesbian di lain pihak dideskripsikan sebagai wanita yang sikapnya cenderung kurang bersahabat terhadap kaum pria. Mereka kerap bersikap ketus terhadap pria dan gemar membahas hal-hal buruk mengenai pria.
Namun sifat sebaliknya ditunjukkan oleh wanita lesbian terhadap wanita lainnya. Wanita lesbian diceritakan tidak malu-malu untuk saling berpegangan tangan dan memeluk wanita lain di tempat umum.
Mengidentifikasi Wajah
Tahun 2008, ilmuwan Nicholas Rule dan Nalini Ambady dari Universitas Tufts melakukan eksperimen untuk mencari tahu apakah pria gay memiliki wajah yang berbeda dari pria normal. Dalam penelitian ini, ilmuwan mengumpulkan foto-foto homoseksual dan heteroseksual, kemudian memindahkan foto wajah mereka ke bidang berlatar belakang putih. Para peserta penelitian yang berjumlah 90 orang kemudian diminta menebak orientasi seksual dari pria-pria yang wajahnya mereka lihat.
Menurut Rule dan Ambady, banyak dari para peserta penelitian yang berhasil menebak dengan tepat orientasi seksual dari pria-pria dalam foto. Keduanya pun lantas berkesimpulan kalau manusia pada dasarnya bisa membedakan gay dengan hetero hanya dengan melihat wajah meskipun tidak ada standar yang baku mengenai perbedaan wajah di antara keduanya.
Entah terinspirasi langsung dari hasil penelitian Rule dan Ambady atau tidak, ilmuwan Michael Kosinski dari Universitas Stanford kemudian menciptakan program khusus pada tahun 2017. Menurut Kosinki, program ini bisa membantu membedakan pria gay dan pria normal.
Saat mengembangkan program ini, Kosinki yang dibantu oleh Yilun Wang mengumpulkan 75.000 foto yang diambil dari situs cari jodoh. Foto-foto tersebut kemudian dikelompokkan dalam kelompok gay serta kelompok normal.
Program tadi kemudian diminta memindai foto-foto dalam kelompok gay dan mengumpulkan ciri-ciri unik yang mereka miliki. Sahabat anehdidunia.com menurut klaim Kosinki, program ini memiliki tingkat akurasi mencapai 81 persen dalam mengidentifikasi apakah seorang pria merupakan gay atau bukan.
Alat Pletismograf Penil
Pletismograf penil adalah semacam mesin yang pada masa lampau banyak digunakan untuk mengidentifikasi kaum gay dan masih digunakan hingga sekarang. Militer Cekoslovakia dulu menggunakan mesin ini untuk membuktikan apakah seorang pria sengaja berpura-pura mengaku gay supaya tidak perlu mengikuti wajib militer.
Pada mesin ini, terdapat kabel panjang yang terhubung pada semacam cincin logam. Saat pengujian dilakukan, cincin logam tersebut akan dipasang pada alat kelamin pria yang diuji. Gambar-gambar begituan bertema gay kemudian dipertontonkan di depan pria yang diuji tadi.
Jika pria yang diuji merasa terangsang saat melihat gambar begituan gay, maka penisnya akan menegak dan terdeteksi oleh cincin yang masih terpasang penisnya. Dari situlah bisa diketahui apakah pria yang diuji memang benar-benar gay atau tidak.
Alat ini disebut-sebut sebagai alat pendeteksi orientasi seksual dengan tingkat akurasi tertinggi yang pernah ada. Selain untuk mengetahui orientasi seksual dari seseorang, alat ini juga digunakan dalam sejumlah studi ilmiah.
Sumber :
https://listverse.com/2018/07/24/10-strange-attempts-to-create-a-real-life-gaydar/