Mengejutkan Fakta Rabies Penyakit Anjing Gila
Rabies merupakan penyakit yang ditakuti oleh orang-orang. Pasalnya saat tertular, orang yang menderita penyakit ini bakal menunjukkan gejala-gejala layaknya orang dengan gangguan jiwa. Alasan lain kenapa rabies ditakuti adalah penyakit ini menyebar dengan cara yang menyakitkan, tepatnya lewat gigitan anjing yang sedang menderita rabies. Berikut ini adalah fakta-fakta menarik mengenai penyakit yang juga kerap dijuluki sebagai penyakit anjing gila tersebut.
Rabies Bisa Sebabkan Korbannya Ejakulasi
Saat manusia terserang rabies, penyakit tersebut pada awalnya menampakkan gejala-gejala menyerupai flu dan demam. Namun saat virus tersebut menyebar semakin luas dan menjangkiti bagian otak, korban akan mengalami halusinasi dan sulit mengendalikan dirinya sendiri, sementara tubuhnya sendiri menjadi lumpuh.
Dalam kasus yang jarang, rabies juga bisa menyebabkan pasien mengalami ejakulasi hingga berjam-jam lamanya. Gejala ini bisa terjadi hingga 30 kali dalam sehari dan sudah diketahui sejak abad ke-2 sesudah Masehi.
Menurut catatan seorang dokter Yunani yang bernama Galen dan hidup pada periode tersebut, ia pernah menangani seorang kuli angkut yang menderita rabies. Menjelang kematiannya, sang kuli angkut dilaporkan mengalami ejakulasi hingga 3 hari berturut-turut.
Belum diketahui secara pasti mengapa rabies bisa menyebabkan korbannya mengalami ejakulasi yang tidak terkendali. Namun ilmuwan di masa kini menduga kalau hal tersebut disebabkan oleh rusaknua nukleus amygdaloid di kotak akibat infeksi virus.
Gejala khas lain yang biasa oleh penderita rabies adalah hidrofibia (sindrom takut air). Gejala ini sendiri timbul karena penderita pasien kerap merasa sakit di bagian tenggorokannya sehingga setiap kali ia meneguk air, ia merasa seolah-olah ada yang sedang mencoba mencekiknya.
Dikombinasikan dengan halusinasi yang dialaminya, penderita rabies bisa ketakutan setengah mati saat ia hanya sekedar melihat atau mendengar kata air. Sahabat anehdidunia.com masalah takut air ini bisa berdampak fatal bagi penderita rabies jika tidak ditangani dengan tepat karena penderita rabies bisa meninggal akibat dehidrasi.
Penemu Vaksin Rabies Tidak Segan-Segan Membunuh Manusia
Rabies merupakan penyakit yang berbahaya, namun untungnya penyakit ini sekarang sudah ada vaksinnya. Louis Pasteur menjadi sosok yang berjasa atas penemuan vaksin rabies. Pasteur sendiri berhasil menciptakan vaksin rabies pertamanya setelah ia menginfeksi kelinci dengan rabies dan kemudian membunuh kelinci tersebut.
Virus yang ada dalam tubuh kelinci kemudian diambil dan disuntikkan dalam tubuh manusia. Karena virus tadi berada dalam kondisi lebih lemah, manusia yang menerima virus rabies dalam kondisi ini tidak akan meninggal. Orang pertama yang sukses menerima suntikan vaksin rabies adalah Joseph Meister yang baru berusia 9 tahun saat menerima vaksin ini.
Penelitian rabies yang dilakukan oleh Pasteur pada masa itu bisa dianggap sama berbahayanya dengan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh penjinak bom. Pasalnya mereka harus senantiasa berurusan dengan hewan-hewan penderita rabies yang perilakunya jauh lebih buas dibandingkan dengan hewan sehat.
Jika sampai tergigit, maka korban bakal ikut menderia rabies dan bakal meninggal dalam waktu dekat. Oleh karena itulah, Pasteur memerintahkan para asistennya untuk menyiapkan pistol yang terisi peluru setiap kali sedang bekerja. Jadi ketika ada di antara mereka yang tidak sengaja tertular oleh rabies, orang tersebut bakal langsung ditembak di bagian kepala supaya ia tewas di tempat dan tidak perlu mengalami gejala-gejala rabies yang menyiksa di akhir hayatnya.
Akibat Rabies, Ribuan Anjing Dibantai di Cina
Cina sekarang menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Fenomena tersebut lantas berdampak pada menjamurnya golongan menengah ke atas yang mengadopsi gaya hidup masyarakat Barat. Memelihara anjing adalah contoh dari gaya hidup tersebut.
Namun munculnya fenomena tersebut juga menimbulkan dampak negatif yang tidak diharapkan. Sebagai akibat dari masih terbatasnya pengetahuan mereka mengenai cara memelihara anjing, banyak dari anjing tersebut yang tidak divaksin pemiliknya. Akibatnya, saat anjing tersebut ada yang terjangkit rabies, anjing tersebut lantas menggigit orang secara membabi buta sehingga penyakit rabiesnya menular ke orang tersebut.
Situasi tersebut lantas memaksa pemerintah Cina untuk mengambil tindakan tegas. Pada tahun 2006 setelah 3 orang meninggal akibat rabies, sebanyak 50.000 anjing peliharaan di Yunnan, Cina selatan, dibunuh secara massal.
Yang membuat ngeri adalah anjing-anjing tersebut dibunuh dengan cara-cara yang brutal seperti disetrum, digantung, atau bahkan dipukuli hingga mati. Sahabat anehdidunia.com pemilik anjing yang bersedia membunuh anjing peliharaannya sendiri akan diberi imbalan uang berjumlah kecil. Namun jika ia menolak, petugas akan mengambil paksa anjing tersebut dan membunuhnya.
Jika bicara soal rabies dan penularannya, maka orang-orang akan spontan membayangkan anjing yang menggigit orang sembarangan. Namun anjing sendiri bukanlah satu-satunya hewan yang bisa menyebarkan rabies. Pada dasarnya semua hewan mamalia memiliki resiko terjangkit oleh rabies, termasuk mamalia terbang macam kelelawar.
Jika dibandingkan dengan anjing, kelelawar sebagai hewan perantara rabies sebenarnya lebih berbahaya. Pasalnya kelelawar memiliki kebiasaan tidur menggerombol. Kemudian saat kelelawar pada akhirnya kehilangan kendali dan kemudian jatuh ke tanah saat sedang terbang, kelelawar yang dipungut oleh manusia bisa menggigit dan menularkan rabies dalam prosesnya.
Dengan melihat metode penyebarannya tersebu, anak-anak lantas menjadi golongan yang paling rentan tertular rabies oleh kelelawar karena mereka memiliki kebiasaan untuk memungut sesuatu yang menarik perhatian mereka.
Bukan hanya hewan terbang macam kelelawar yang bisa menularkan rabies. Anjing laut juga bisa menularkan rabies. Di Cape Cod, Massachusetts, Amerika Serikat, kawanan anjing laut di lokasi tersebut dilaporkan tertular rabies setelah mereka digigit oleh coyote (sejenis hewan menyerupai serigala) yang sedang terinfeksi rabies. Namun karena anjing laut jarang berpapasan dengan manusia, resiko manusia tertular rabies dari anjing laut terbilang amat kecil.
Kasus Rabies Terparah Terjadi di India
Menurut data lembaga kesehatan dunia WHO, sebanyak 55.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat rabies. Dari jumlah sebanyak itu, sebanyak sepertiganya diketahui berasal dari India. Tingginya kasus rabies di India sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor kultural. Di India, membunuh anjing merupakan tindakan yang dilarang karena dianggap bertetangan dengan ajaran agama Hindu. Sebagai akibatnya, India pun kini memiliki populasi anjing liar terbanyak di dunia.
Masalah tersebut kian parah sebagai akibat dari menurunnya populasi burung vultur pemakan bangkai akibat penggunaan obat pada hewan ternak. Saat vultur memakan daging hewan ternak yang sudah terkontaminasi obat, vultur tersebut akan sekarat dan kemudian mati.
Peran vultur sebagai pemakan bangkai kemudian digantikan oleh anjing yang populasinya kian subur. Saat populasi mereka kian meningkat, kasus anjing yang terinfeksi rabies pun turut meningkat yang pada gilirannya turut berdampak pada tingginya korban manusia. Hingga sekarang, belum ada solusi efektif yang bisa digunakan untuk menurunkan angka serangan rabies di India.
referensi:
https://www.theguardian.com/world/2006/aug/02/china.jonathanwatts
https://listverse.com/2014/05/26/10-virulent-facts-about-rabies/
https://listverse.com/2013/07/10/ten-strange-and-fascinating-facts-about-the-wildlife-of-india/