Fakta Pompeii Kota Romawi Yang Ditenggelamkan Gunung Berapi
Pompeii adalah nama dari sebuah kota kuno yang sekarang terletak di Italia. Pada tahun 79, kota Romawi ini sempat menghilang akibat tertimbun material gunung berapi yang disemburkan oleh Gunung Vesuvius. Baru berabad-abad kemudian, keberadaan kota ini kembali diketahui oleh manusia berkat penggalian yang dilakukan untuk menyingkap reruntuhan kota ini. Berikut ini adalah fakta-fakta menarik mengenai Pompeii yang sebaiknya anda ketahui.
Pompeii Dulunya Pernah Dikuasai oleh Yunani
Karena letaknya yang ada di Semenanjung Italia dan banyaknya peninggalan bertema Romawi di kota tersebut, Pompeii pun dipandang sebagai kota Romawi. Namun Pompeii di masa lalu ternyata juga pernah dikuasai oleh bangsa Yunani Kuno. Arkeolog memiliki alasan kuat mengapa mereka memiliki pandangan demikian.
Berdasarkan pemeriksaan pada peninggalan-peninggalan di Pompeii, peninggalan tertua di Pompeii diketahui berasal dari abad ke-6 Sebelum Masehi. Peninggalan tersebut adalah sisa-sisa dari bangunan kuil Yunani.
Temuan tersebut sekaligus menguatkan teori kalau selama abad ke-6 SM, kawasan pantai di mana Pompeii berlokasi memiliki sejumlah pangkalan militer Yunani. Beberapa abad kemudian, barulah Pompeii jatuh ke tangan Romawi.
Kalangan arkeolog juga meyakini kalau Pompeii pada awalnya didirikan oleh para pendatangan asal Yunani. Hal tersebut lantas menjadi alasan mengapa sisa-sisa bangunan tertua di Pompeii memiliki arsitektur bergaya Yunani.
Alasan mengapa mereka mendirikan pemukiman di lokasi cikal bakal Pompeii adalah karena tanah di lokasi tersebut memiliki kesuburan yang tinggi. Sahabat anehdidunia.com hal yang tidak lain disebabkan oleh adanya endapan vulkanis dari Gunung Vesuvius yang terletak tidak jauh dari Pompeii.
Kendati keberadaan Gunung Vesuvius menjadi alasan mengapa Pompeii bisa ditinggali oleh manusia, gunung itu pulalah yang menjadi penyebab musnahnya kota tersebut. Tidak diketahui apakah sebelum masa Romawi penduduk Pompeii juga pernah diterpa bencana yang disebabkan oleh Gunung Vesuvius.
Pompeii Penuh Dengan Tempat Pelacuran
Sebelum terkubur akibat letusan gunung berapi, Pompeii bisa digambarkan sebagai kota yang penuh dengan surga dunia. Pasalnya di kota ini terdapat banyak tempat pelacuran. Penggalian yang dilakukan di Pompeii menunjukkan kalau ada setidaknya 25 bangunan yang difungsikan sebagai tempat pelacuran di kota tersebut.
Tempat-tempat pelacuran di Pompeii pada umumnya hanya berupa ruangan tunggal. Namun ada pula tempat pelacuran besar yang dikenal sebagai lupanar. Nama lupanar sendiri diambil dari kata “lupa”, bahasa Latin untuk “serigala betina”. Di masa Romawi, kata lupa juga digunakan sebagai julukan untuk pekerja seks wanita.
Bangunan lupanar terdiri dari dua lantai yang masing-masingnya diisi oleh 5 ruangan. Arkeolog percaya bahwa sejak awal bangunan ini memang dibangun untuk keperluan pelacuran semata. Dinding-dinding tempat pelacuran dipenuhi dengan gambar-gambar telanjang untuk merangsang birahi dan imajinasi para pengunjungnya.
Dengan meneliti nama-nama yang terdapat pada grafiti atau tulisan dinding, para pekerja seks yang bekerja di tempat pelacuran diketahui umumnya berasal dari kalangan budak. Mereka pada umumnya juga bukan orang Romawi asli, melainkan orang Yunani dan Asia. Sahabat anehdidunia.com sebagai imbalan atas layanan yang mereka sediakan, para pekerja seks tersebut diupah dengan beberapa gelas minuman anggur.
Letusan yang Mengubur Pompeii Terjadi Selama Dua Hari
Jika bicara soal Pompeii, maka salah satu hal yang paling dikenang dari kota ini adalah akhirnya yang begitu tragis. Letusan gunung berapi yang terjadi di abad pertama sesudah Masehi membenamkan kota tersebut sebelum baru ditemukan kembali oleh manusia beberapa abad kemudian.
Menurut catatan dari Pliny yang berada tidak jauh dari Pompeii saat letusan terjadi, ia pada awalnya menyaksikan munculnya awan yang berbentuk aneh di atas kota Pompeii pada tanggal 24 Agustus 79. Awan tersebut menurut Pliny nampak seperti payung yang bagian atasnya datar dan tiang besar yang menjulang.
Awan itu sendiri aslinya merupakan awan vulkanis yang disemburkan oleh Gunung Vesuvius dan melayang ke atas Pompeii. Hujan abu dan serpihan batu panas kemudian menghujani Pompeii beserta penghuninya. Saat terpaan hujan abu terus menerus berlangsung, sejumlah bangunan tidak kuat menanggung beban dan mengalami keruntuhan. Berdasarkan analisa geologis modern, tingkat ketebalan abu akibat hujan abu ini diperkirakan mencapai 2,8 meter.
Pliny juga menulis kalau pada malam harinya, ia merasakan banyaknya guncangan akibat gempa bumi. Merasa khawatir akan keselamatannya, Pliny pun pergi meninggalkan villa tempatnya menginap pada tanggal 25 Agustus pagi. Saat ia melihat ke arah pantai, ia melihat hewan-hewan laut menggelepar di atas pasir laut karena airnya surut secara tiba-tiba.
Sementara itu di Pompeii, hujan abu yang terjadi di hari sebelumnya ternyata hanyalah permulaan bagi bencana yang menimpa Pompeii. Pada tanggal 25 Agustus, lava yang keluar dari Gunung Vesuvius menerpa Pompeii dan menghancurkan dinding kota. Sesudah itu, giliran awan vulkanik dan bebatuan panas berkecepatan 100 km/jam yang menerpa Pompeii.
Letusan yang terjadi pada tanggal 25 Agustus sekaligus menjadi penutup dari riwayat Pompeii karena sesudah itu, kota yang bersangkutan terkubur di bawah timbunan material gunung berapi setebal 5 meter. Baru pada abad ke-16, kota tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh manusia saat penduduk setempat tengah melakukan penggalian sumber air.
Pompeii Sekarang Penuh Dengan Patung-Patung Mayat Manusia
Dengan melihat dahsyatnya letusan yang mengubur Pompeii, maka sudah bisa ditebak kalau ada begitu banyak korban tewas yang tercipta akibat letusan Gunung Vesuvius. Berdasarkan taksiran modern, jumlah korban tewas di Pompeii akibat letusan diperkirakan mencapai lebih dari 2.500 jiwa. Sebelum Pompeii benar-benar terkubur, sebagian penduduk Pompeii dipercaya sempat mengungsi terlebih dahulu. Namun tidak diketahui secara pasti berapa jumlah mereka.
Pada tahun 1863, arkeolog Giuseppe Fiorelli dipercaya memimpin penggalian untuk menyibak reruntuhan kota Pompeii yang masih terkubur. Saat melakukan pengamatan, ia menyadari kalau ia sering menemukan rongga-rongga kosong pada lapisan timbunan material gunung berapi.
Pembandingan dengan anatomi manusia menunjukkan kalau rongga-rongga tersebut berasal dari mayat orang-orang yang tewas saat Pompeii terkubur. Sahabat anehdidunia.com akibat pembusukan, mayat mereka sudah tidak dapat lagi dijumpai. Namun rongga yang tercipta akibat cetakan tubuh mereka masih tetap tertinggal.
Hal tersebut lantas memberi ide pada Fiorelli. Pada tahun 1870, ia menciptakan teknik khusus untuk membuat cetakan tubuh mayat dengan cara menyalurkan gips ke dalam rongga. Hasilnya, terciptalah patung gips yang bentuk dan posturnya nampak seperti manusia korban letusan. Teknik ini kemudian diperbarui lebih jauh dengan cara menggunakan serat kaca sebagai bahan pengganti gips.
Kelebihan serat kaca jika dibandingkan dengan gips adalah elemen-elemen yang dalam rongga semisal tulang dan aneka artefak bisa terlihat pada patung hasil cetakan. Sekarang, ratusan patung gips yang menampilkan mayat-mayat korban letusan dapat dilihat di seantero Pompeii dan Museum Arkeologi Napoli.
Patung-patung tersebut umumnya nampak berada dalam posisi tertidur karena mayat aslinya tewas dalam kondisi tertimbun material gunung berapi. Keberadaan mereka sekaligus menjadi gambaran mengenai bagaimana dahsyatnya letusan Gunung Vesuvius yang terjadi lebih dari dua ribu tahun silam.
Sumber :
https://listverse.com/2016/07/02/10-fascinating-facts-about-the-ancient-city-of-pompeii/