Misteri Princess Doe, Wanita Misterius yang Tewas Dengan Wajah Hancur
Meninggal dalam kondisi tanpa ditemani oleh sanak famili maupun orang-orang dekat bukanlah hal yang diinginkan oleh siapapun. Lebih miris lagi jika orang tersebut meninggal akibat sebab yang mengenaskan, misalnya akibat dibunuh secara brutal. Sayangnya hal itulah yang menimpa wanita tanpa identitas ini.
Hari itu adalah tanggal 15 Juli 1982. Seorang penggali makam yang bernama George Kise tengah bekerja seperti biasa di kompleks pemakaman Cedar Ridge di Blairstown, New Jersey, AS. Namun mendadak, ia menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut setengah mati. Sesosok mayat dalam kondisi setengah telanjang nampak teronggok di tepi sungai dangkal.
Makam Princess Doe |
Saat Kise mencoba melihat mayat tersebut lebih dekat, ketakutannya semakin menjadi-jadi. Pasalnya mayat yang diketahui berjenis kelamin wanita tersebut wajahnya terlihat hancur seolah-olah habis dipukuli habis-habisan memakai benda keras. Kise yang merasa mual saat melihat mayat tersebut memutuskan untuk melaporkan temuannya ke polisi.
Saat polisi akhirnya tiba di tempat kejadian perkara (TKP), polisi tidak bisa lagi mencoba menguak identitas wanita tersebut hanya dengan melihat wajahnya semata. Pasalnya seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, wajah wanita tersebut sudah berada dalam kondisi rusak parah dan sudah tidak bisa dikenali lagi. Saking parahnya, bahkan warna mata dari mayat wanita malang ini sudah tidak bisa diidentifikasi.
Berbanding terbalik dengan kondisi wajahnya yang babak belur, bagian tubuh mayat sang wanita diketahui masih berada dalam kondisi cukup baik. Berdasarkan autopsi, mayat ini diketahui sebagai mayat wanita berusia antara 14-18 tahun, memiliki tinggi 160-an cm, dan berat 45 kg.
Rambut wanita ini diketahui berwarna cokelat terang dengan panjang mencapai bahu. Bajunya adalah kaus t-shirt dengan kerah berbentuk V, sementara bawahan yang dikenakannya adalah rok yang dihiasi oleh gambar-gambar merak. Tangan kanannya dihiasi dengan cat kuku berwarna merah.
Dengan melihat lukanya, polisi memperkirakan kalau wanita ini tewas akibat terkena hantaman yang amat keras pada bagian kepalanya. Saking kerasnya, bagian tengkoraknya ada yang rusak. Sebagai akibat dari kondisi wajahnya yang tidak bisa lagi dikenali dan tidak adanya tanda pengenal yang ia bawah, Letnan Eric Kranz yang menangani kasus ini berkomentar kalau siapapun pelaku pembunuhan sadis ini, ia melakukannya sambil diliputi dengan perasaan dendam luar biasa.
Mencari Petunjuk dari Mayat
Pemakaman Princess Doe |
Jasad wanita malang ini kemudian dibawa ke gedung Pemeriksaan Medis Daerah Warren untuk menjalani pemeriksaan yang lebih mendalam. Di sana, tim pemeriksa langsung menghadapi kendala berupa tubuh mayat yang sudah teronggok di luar selama berhar-hari sebelum ditemukan, sehingga mayatnya sudah berada dalam kondisi terurai sebagian dan waktu kematian akuratnya jadi lebih sulit untuk dipastikan.
Meskipun begitu, tim penyelidik tetap berhasil mendapatkan sejumlah informasi penting usai memeriksa mayat wanita tanpa identitas ini. Sebelum tewas, korban diketahui sempat membela diri karena ada bekas memar pada bagian lengannya. Menariknya, walaupun korban ditemukan dalam kondisi setengah telanjang, korban diketahui tidak mengalami pemerkosaan.
Korban juga diketahui bukan merupakan pecandu narkotik dan hanya memiliki sedikit jejak alkohol pada darahnya. Dan meskipun identitasnya masih belum diketahui, korban diketahui tidak hidup dalam kondisi berkekurangan karena tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda kurang makan dan berada dalam kondisi sengat sehat saat meninggal.
Dengan merujuk pada temuan tadi, korban diperkirakan tidak berstatus sebagai tuna wisma dan memiliki tempat tinggal yang layak. Meskipun begitu, polisi masih belum bisa memastikan identitas korban. Pemeriksaan pada gigi dan sidik jari tidak memberikan cukup petunjuk. Karena nama asli dari almarhumah tidak diketahui, wanita yang bersangkutan kelak diberi julukan Princess Doe (Putri Kijang).
Pencarian mengenai identitas korban sempat mendapatkan titik terang saat seorang wanita mengaku melihat wanita dengan rok yang motifnya serupa dengan motif rok Princess Doe, hanya Dua hari sebelum perkiraan tanggal kematiannya. Wanita bernama Latimer tersebut menjelaskan kalau awalnya ia sedang berjalan-jalan dengan putrinya yang berusia 6 tahun.
Saat itulah keduanya berpapasan dengan sosok yang diduga sebagai Princess Doe. Putri Latimer spontan bertanya apakah gambar yang ada di rok “Princess Doe” adalah gambar elang. Latimer kemudian menjelaskan kepada putrinya kalau motif yang ada di roknya bukanlah elang, melainkan merak. Ia juga mengaku hendak bertanya kepada “Princess Doe” darimanakah ia mendapatkan rok bermotif demikian, namun batal melakukannya karena perhatiannya teralihkan oleh hal lain.
Petunjuk yang diberikan Latimer sayangnya gagal dimanfaatkan oleh polisi untuk memecahkan kasus ini karena penyelidikan mereka untuk menguak identitas Princess Doe kembali membentur jalan buntu. Laporan kesaksian Latimer sendiri bukanlah satu-satunya laporan yang diterima oleh polisi. Namun alih-alih membantu mempersempit ruang lingkup penyelidikan ini, laporan-laporan tadi malah membuat penyelidikannya semakin rumit.
Saat identitas asli mengenai Princess Doe tidak kunjung didapat, beragam spekulasi pun mulai bermunculan. Ada yang berpendapat kalau Princess Doe mungkin aslinya adalah wanita yang sedang dikejar-kejar oleh seseorang sehingga ia kerap mengganti namanya demi merahasiakan keberadaannya.
Ada juga yang berpendapat kalau identitas asli Princess Doe adalah Diane Genice Dye, gadis remaja yang sudah menghilang sejak tanggal 30 Juli 1979. Namun pendapat tersebut kemudian terbantahkan setelah tes DNA yang dilakukan menunjukkan kalau DNA Doe dan Dye tidak cocok.
Pelaku Pembunuhannya Terungkap?
Berbagai Wajah Princess Doe |
Jika menguak identitas Princess Doe masih belum cukup memusingkan, polisi juga masih harus mencari sosok di balik pembunuhan mengerikan yang menimpa Doe. Adapun sosok yang diduga kuat menjadi dalang di balik terbunuhnya Doe adalah Arthur Kinlaw, seorang mucikari alias pengelola bisnis prostitusi di Hunts Point.
Polisi memiliki alasan kuat untuk mencurigai Kinlaw. Menurut kesaksian istrinya yang bernama Donna, suaminya tersebut sudah membunuh 4 orang wanita. Salah satu korban tewas Kinlaw diketahui bernama Linda, di mana ia dipukul hingga tewas dengan memakai tongkat baseball sebelum kemudian mayatnya dibuang ke sungai. Jika melihat cara terbunuhnya Linda dan mengaitkannya dengan kondisi mayat Doe yang wajahnya hancur serta ditemukan di tepi sungai, ada spekulasi bahwa identitas asli Princess Doe adalah Linda.
Menariknya, Donna sendiri menduga kalau identitas asli Doe bukanlah Linda, melainkan wanita lain yang dipukuli hingga tewas oleh suaminya di tempat pemakaman. Namun Donna mengaku tidak tahu nama dari wanita tersebut karena wanita yang bersangkutan baru direkrut oleh Kinlaw.
Sebagai akibat dari tidak ada bukti fisik yang mendukung pengakuan Donna, Kinlaw tidak dinyatakan bersalah atas pembunuhan Princess Doe. Namun ia tetap harus meringkuk di balik jeruji besi karena terbukti bersalah membunuh 2 wanita yang lain.
Kembali ke soal Princess Doe. Seiring dengan kian majunya teknologi, ilmuwan kini bisa membuat perkiraan wajah Doe dengan melakukan pemindaian pada tengkoraknya. Gambar perkiraan wajah Princess Doe saat masih hidup kemudian disebar untuk mencari tahu apakah ada orang yang pernah melihat wanita dengan wajah serupa. Namun lagi-lagi polisi gagal mendapatkan petunjuk yang meyakinkan.
Hingga sekarang, identitas Princess Doe masih tetap belum diketahui. Demikian juga dengan pembunuhnya serta alasan kenapa Doe dibunuh dengan begitu kejam. Mungkin suatu hari nanti, identitasnya baru benar-benar bisa terkuak. Namun untuk sekarang, kita hanya bisa mengenalnya dengan nama alias Princess Doe. Seorang wanita yang asal usulnya misterius dengan akhir hidup yang juga tidak kalah misterius.
Sumber :
https://mysteriousuniverse.org/2018/11/a-mysterious-death-and-a-woman-from-nowhere/