Fakta Unik Burung Kiwi Selandia Baru Yang Tidak Bisa Terbang
Kiwi adalah nama dari burung asal Selandia Baru yang mudah dikenali dengan melihat wujudnya yang lain daripada burung-burung kebanyakan. Tubuhnya berbentuk bulat dengan paruh panjang di kepalanya. Selain bentuknya tersebut, masih banyak hal-hal lain yang menarik dari burung yang satu ini. Berikut ini adalah fakta unik mengenai kiwi yang wajib anda ketahui:
1. Kiwi Hanya Ditemukan di Selandia Baru
Setiap negara memiliki hewan khasnya masing-masing. Kalau untuk kasus Selandia Baru, hewan tersebut adalah kiwi. Pasalnya kiwi memang hanya bisa ditemukan di Selandia Baru. Penampilan kiwi yang khas juga menyebabkan burung ini amat mudah dibedakan dari jenis burung lainnya. Paruhnya panjang layaknya burung bangau, namun tubuhnya berbentuk gemuk dan bulat layaknya anak ayam.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap kiwi sebagai burung khas Selandia Baru, pemerintah Selandia Baru pun menobatkan kiwi sebagai burung nasional negaranya. Angkatan udara Selandia Baru juga memasukkan gambar kiwi pada lambang di pesawatnya. Di luar negeri, kata “Kiwis” kadang digunakan sebagai sebutan lain untuk orang-orang yang berasal dari Selandia Baru.
2. Nama ‘Kiwi’ Berasal dari Suara yang Dibuatnya
Seperti halnya burung pada umumnya, kiwi menggunakan bunyi-bunyian untuk berkomunikasi satu sama lain. Saat kiwi berteriak, suaranya bagi manusia terdengar seperti sedang mengucapkan kata “ki-wi”. Dari suaranya itulah, penduduk asli Maori kemudian menggunakan nama “kiwi” untuk menyebut hewan yang bersangkutan. Nama kiwi kemudian turut digunakan oleh kaum pendatang untuk menyebut burung yang sama.
3. Kiwi Adalah Pecinta Malam
Kiwi merupakan unggas nokturnal yang berarti burung ini baru aktif mencari makan pada malam hari. Sahabat anehdidunia.com suasana malam yang minim cahaya, ditambah dengan bulu kiwi yang memang berwarna gelap, menyebabkan burung ini bisa berkeliaran dengan aman saat matahari sudah terbenam. Pada siang hari, burung kiwi akan tidur di dalam liangnya sambil menggulung dirinya supaya kepalanya selalu berada dalam posisi terlindung.
Alasan lain kenapa kiwi baru keluar mencari makan pada malam hari adalah supaya kiwi lebih mudah mendapatkan makanannya. Kiwi sendiri adalah burung karnivora yang makanan utamanya terdiri dari serangga, cacing, dan bahkan hewan air yang berukuran kecil. Namun jika hewan-hewan makanannya sedang sulit didapat, kiwi juga mau memakan tumbuhan semisal buah-buahan.
4. Kiwi Memiliki Penciuman yang Tajam
Karena kiwi baru aktif mencari makan pada malam hari, kiwi tidak memerlukan penglihatan yang tajam. Sebagai akibatnya, burung ini pun memiliki mata yang kecil dan penglihatan yang buruk. Namun kelemahan tersebut dapat ditutupi oleh kiwi dengan indra penciumannya yang amat peka.
Tidak seperti burung-burung kebanyakan yang lubang hidungnya berada di pangkal paruh, lubang hidung kiwi justru terletak di ujung paruhnya. Berkat lokasi lubang hidungnya ini, kiwi bisa mengendus mangsa yang bersembunyi dalam tanah dengan lebih mudah. Ketika kiwi menemukan hewan mangsanya di dalam tanah, kiwi akan menusukkan paruhnya ke dalam dan kemudian menariknya keluar saat ia sudah berhasil menangkap mangsanya.
Mangsa yang sudah berhasil ditangkap oleh kiwi selanjutnya akan dilumpuhkan dengan cara dibanting ke tanah atau batu. Karena kiwi gemar memakan hewan-hewan yang bersembunyi di dalam tanah, kiwi memiliki kebiasaan meninggalkan jejak cekungan berbentuk corong di atas tanah setiap kali baru saja mencari makan di suatu tempat.
5. Kiwi Memiliki Sayap yang Amat Kecil
Kiwi memiliki kemiripan dengan ayam ternak. Pasalnya seperti halnya ayam, kiwi juga memiliki sayap, namun ia tidak bisa menggunakannya terbang. Jika ayam tidak bisa terbang sebagai akibat dari sudah terlalu lama hidup sebagai hewan peliharaan, maka kiwi tidak bisa terbang karena sayapnya berukuran terlalu kecil.
Sebagai perbandingan, jika seekor kiwi bisa tumbuh hingga sepanjang 50 cm lebih, maka panjang sayapnya justru hanya sekitar 5 cm. Dan karena tubuh kiwi diselubungi oleh bulu yang lebat, kiwi pun terlihat seolah-olah tidak memiliki sayap. Meskipun tidak bisa terbang, kiwi memiliki kaki yang kuat dan bisa berlari kencang jika merasakan adanya bahaya.
6. Burung Kiwi Terdiri dari Beberapa Spesies
Apa yang disebut sebagai burung kiwi aslinya terdiri dari 5 spesies burung yang berbeda. Semua spesies kiwi dalam klasifikasi ilmiah digolongkan dalam ordo Apterygiformes. Kelima spesies tersebut adalah kiwi coklat selatan (Apteryx australis), kiwi coklat utara (Apteryx mantelli), kiwi coklat Okarito (Apteryx rowi), kiwi besar berbintik (Apteryx haastii), serta kiwi kecil berbintik (Apteryx owenii).
Masing-masing spesies kiwi dapat dibedakan berdasarkan warna bulu, ukuran tubuh, dan lokasi habitat aslinya. Sahabat anehdidunia.com sebagai contoh, burung kiwi coklat selatan diberi nama demikian karena burung ini memang memiliki bulu berwarna kecoklatan dan habitatnya berada di Pulau Selatan. Sementara kiwi kecil berbintik memperoleh nama tersebut berkat motif totol-totol berwarna gelap pada bulunya.
7. Telur Kiwi Dierami oleh Pejantan
Tidak seperti burung pada umumnya, burung kiwi jantan juga ikut terlibat dalam kegiatan pengasuhan anak. Sesudah kiwi jantan dan betina melakukan perkawinan, keduanya akan pergi bersama-sama ke suatu liang supaya betina bisa menaruh telurnya di sana. Sesudah betina bertelur, pejantan selanjutnya akan mengerami telur tersebut.
Telur kiwi memerlukan waktu antara 2 hingga 3 bulan untuk menetas. Saat mengerani telurnya, bulu-bulu pada bagian bawah pejantan akan rontok supaya panas dari tubuhnya bisa digunakan untuk menghangatkan telur dan mempercepat penetasannya. Jika pejantan merasa lapar, ia akan menutupi lubang sarangnya dengan dedaunan supaya telurnya tetap tersembunyi saat ia sedang sibuk mencari makan.
8. Kiwi Adalah Burung yang Setia dengan Pasangannya
Salah satu ciri khas dari perilaku reproduksi kiwi adalah burung ini memiliki kecenderungan monogami yang tinggi. Itu berarti jika seekor kiwi berhasil mendapatkan pasangan, maka kiwi tersebut bisa tetap setia dengan pasangannya hingga akhir hayatnya. Meskipun begitu, tidak jarang seekor kiwi akan meninggalkan pasangan lamanya jika ia menemukan burung kiwi lain yang lebih menarik. Namun pada umumnya seekor kiwi bisa tahan dengan pasangannya dalam kurun waktu yang lumayan lama.
9. Anak Kiwi Punya Resiko Kematian yang Tinggi
Kiwi yang baru menetas merupakan hewan yang tidak berdaya. Pasalnya burung ini hanya memiliki ukuran yang kecil dan tidak bisa bergerak cepat. Tidak jarang anak kiwi sudah harus hidup mandiri begitu sudah bisa bergerak walaupun kadang-kadang anak kiwi tetap tinggal di dekat induknya hingga usia 1 tahun.
Jika anak kiwi terpaksa hidup mandiri dalam usia yang begitu dini, anak kiwi memiliki peluang lebih tinggi untuk mati karena ia tidak bisa melindungi dirinya saat berpapasan dengan hewan predator. Namun begitu anak kiwi sudah memasuki usia 1 tahun, ia kini bisa bergerak dengan lebih lincah dan peluang bertahan hidupnya meningkat. Jika seekor kiwi bisa melewati 1 tahun pertama kehidupannya dengan selamat, kiwi yang bersangkutan bisa bertahan hidup hingga usia 20 tahun.
10. Kedatangan Bangsa Eropa Membawa Ancaman Kepunahan Bagi Kiwi
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, kiwi memiliki populasi yang melimpah akibat tidak adanya hewan pemangsa. Namun saat bangsa Eropa datang bersama dengan hewan-hewan mamalia seperti kucing, anjing, serta tikus, populasi kiwi pun berada dalam ancaman. Pasalnya hewan-hewan tadi memakan telur dan kiwi yang masih berukuran kecil. Spesies kiwi kecil berbintik bahkan sudah tidak bisa lagi ditemukan di 2 pulau terbesar Selandia Baru.
Untuk mencegah supaya populasi kiwi di habitat aslinya tetap terjaga, sejumlah tempat pun dijadikan taman lindung yang disterilkan dari keberadaan hewan-hewan mamalia. Khusus untuk kiwi kecil berbintik, meskipun burung tersebut sudah tidak bisa lagi ditemukan di 2 pulau utama Selandia Baru, burung yang bersangkutan masih dapat ditemukan di pulau-pulau kecil Selandia Baru.
Credit referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/Kiwi
http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Apteryx_australis.html