Fakta Mencengangkan Jurang Atau Palung Laut Paling Dalam
Seperti halnya daratan, dasar laut pun penuh dengan bentang alam yang amat beragam. Mulai dari yang setinggi gunung laut hingga yang sedalam jurang laut atau palung. Dari sekian banyak palung laut yang ada di Bumi, Palung Mariana yang terletak di Samudera Pasifik adalah yang terdalam. Dalam ilmu kelautan sendiri, bagian jurang laut yang kedalamannya lebih dari 6.000 meter dikenal dengan sebutan zona hadal. Nama tersebut diambil dari Hades, dewa dunia bawah dalam mitologi Yunani Kuno. Sebagian besar zona hadal yang sudah diketahui oleh manusia terbentuk dari hasil pertemuan antar lempeng Bumi. Karena zona hadal dari jurang laut tergolong sebagai tempat yang sulit diakses bahkan dengan teknologi sekarang, masih banyak yang belum diketahui dari zona ini. Namun meskipun baru sedikit, informasi yang sudah diketahui dari zona hadal bakal membuat siapapun merasa kagum.
Gunung Tertinggi di Daratan Masih Lebih Pendek Dibandingkan Jurang Laut Terdalam
Gunung tertinggi di daratan adalah Gunung Everest, di mana tingginya mencapai lebih dari 8.000 meter di atas permukaan laut. Kendati luar biasa tinggi, Gunung Everest nyatanya masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan Palung Mariana. Pasalnya kedalaman Palung Mariana mencapai lebih dari 10.000 meter. Dengan kata lain, jika kita bisa memindahkan Gunung Everest dan menaruhnya di dalam Palung Mariana, maka puncak gunung tersebut masih belum mampu mencapai bagian teratas Palung Mariana. Sahabat anehdidunia.com sudah banyak pendaki gunung termahsyur yang menginjakkan kakinya di puncak Everest. Namun hanya segelintir orang yang pernah melihat titik terdalam Palung Mariana secara langsung.
Baru Ada Tiga Orang yang Pernah Mencapai Dasar Jurang Laut Terdalam
Kendati Palung Mariana masih berstatus sebagai bagian dari Bumi, kenyataannya jumlah orang yang pernah pergi ke luar angkasa masih lebih banyak ketimbang jumlah orang yang pernah mencapai dasar Palung Mariana. Dua di antara mereka adalah ilmuwan Jacques Piccard dan Don Walsh yang menaiki kapal selam khusus Trieste pada tahun 1960. Satu orang lagi adalah sutradara termahsyur James Cameron pada tahun 2012 yang mengendarai sendiri kapal selam Challenger. Cameron sendiri memang dikenal sebagai pecinta alam dan pernah menyutradarai film fiksi ilmiah bertema laut dalam yang berjudul The Abyss.
Alasan utama mengapa dasar Palung Mariana sulit dijamah secara langsung adalah karena perangkat yang dimiliki manusia mudah mengalami kerusakan ketika harus berada di kedalaman seekstrim Palung Mariana. Sahabat anehdidunia.com semakin dalam lokasi suatu tempat, maka tekanan bawah airnya juga bakal semakin tinggi. Tekanan yang dimiliki bagian terdalam Palung Mariana sendiri dilaporkan mencapai 8 ton, alias kurang lebih setara dengan tekanan yang diberikan oleh injakan 100 ekor gajah. Selain tekanan bawah laut, kondisi Palung Mariana yang sempit dan gelap gulita juga menyebabkan wahana bawah laut rentan mengalami benturan.
Namun hal tersebut tidak lantas membuat ilmuwan patah arang. Berkat kemajuan teknologi, mereka bisa menciptakan kapal selam khusus yang bisa menahan tekanan jurang laut. Kapal selam Trieste yang pernah mencapai dasar laut Palung Mariana adalah contohnya. Namun nasib wahana bawah laut yang lain tidaklah seberuntung Trieste. Tahun 2014, kapal selam tanpa awak Nereus mengalami kerusakan dan hilang di Palung Kermadec di dekat Selandia Baru saat tengah menjalani misi penelitian. Sebelum menghilang, Nereus sempat dikirim untuk menjalani misi-misi berbahaya di jurang laut, termasuk di Palung Mariana pada tahun 2009.
Gelombang suara yang merambat di air bergerak lebih cepat dibandingkan gelombang suara di udara. Prinsip inilah yang kemudian digunakan oleh para ilmuwan untuk mengetahui kedalaman masing-masing jurang laut saat menjelajahi jurang laut hingga bagian paling dasarnya tidak bisa dilakukan. Teknik yang digunakan untuk mengukur kedalaman jurang laut adalah teknik membunyikan bom. Mula-mula, peledak aktif akan diceburkan ke jurang laut. Sahabat anehdidunia.com ketika bomnya meledak, suara yang ditimbulkannya akan terdengar hingga ke permukaan. Waktu yang dibutuhkan suara bom tersebut untuk mencapai kapal kemudian menjadi patokan bagi ilmuwan untuk menentukan kedalaman kurang laut.
Akurasi metode ini sendiri tidak luput dari kritikan sesama kalangan ilmuwan. Kendati begitu, hasil pengukuran yang memakai metode ini tetap dianggap bisa dipertanggung jawabkan. Dengan memakai metode bom, para ilmuwan berhasil mengukur kedalaman jurang-jurang laut yang dalam seperti Mariana, Kermadec, Kuril-Kamchatka, Filipina, serta Tonga. Semua jurang laut tersebut terletak di Samudera Pasifik dan memiliki kedalaman lebih dari 10.000 meter.
Samudera Pasifik merupakan samudera terluas di dunia. Namun kehebatan Samudera Pasifik bukan hanya itu. Di samudera ini pulalah, terdapat tempat-tempat yang paling dalam di muka Bumi. Jurang laut terdalam yang berada di Pasifik adalah Palung Mariana yang kedalamannya mencapai 10.991 meter, di mana titik terdalamnya dikenal dengan sebutan Kedalaman Challenger. Di belakang Palung Mariana, berturut-turut ada Palung Tonga (10.882 meter) dan Palung Filipina (10.540 meter).
Ada Ikan yang Hidup di Jurang Laut Dalam
Walaupun tempat ini diselimuti kegelapan abadi, ternyata tetap ada hewan yang hidup di jurang laut dalam. Pada awalnya, para ilmuwan kesulitan mendapatkan informasi yang memadai mengenai bentuk kehidupan di laut dalam karena spesies-spesies ikan laut dalam yang berhasil didapat pada umumnya berasal dari bangkai yang kondisinya juga sudah buruk. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, misteri kehidupan di laut dalam mulai bisa diungkap. Pada tahun 2008, untuk pertama kalinya ilmuwan berhasil memperoleh gambar makhluk laut dalam yang diambil secara langsung dari habitatnya. Adalah kapal penelitian Hakuno-Maru asal Jepang yang berhasil mengabadikan momen bersejarah tersebut.
Pada awalnya wahana penelitian tadi menjatuhkan umpan ke dalam Palung Jepang. Kamera bawah laut yang diarahkan ke umpan lantas berhasil menangkap gambar siput laut dalam, di mana hewan tersebut dipercaya sebagai hewan yang paling banyak menghuni kawasan laut dalam. Sahabat anehdidunia.com kamera yang sama juga berhasil menangkap gambar sejumlah ikan yang berenang secara aktif dan berkumpul untuk memakan udang. Didapatnya gambar tadi sekaligus mematahkan pola pikir terdahulu yang menganggap kalau semua ikan yang hidup di laut dalam pasti hanya bisa berenang lambat.
Ada Sampah Plastik yang Ditemukan di Jurang Laut Dalam
Timbunan sampah plastik yang terbawa ke laut menjadi masalah lingkungan yang kian memprihatinkan. Bahkan kawasan laut dalam pun tidak luput dari ancaman sampah plastik. Saat para ilmuwan menganalisa data Deep-Sea Debris Database yang memiliki koleksi foto dan video dari ribuan penyelam selama 30 tahun terakhir, mereka menemukan kalau adanya sampah tas plastik yang terdampar di dasar Palung Mariana.
Selain plastik, limbah kimia juga ditemukan di Palung Mariana. Karena Palung Mariana merupakan titik terdalam di Bumi, maka senyawa berbahaya yang masuk ke dalam palung bakal terakumulasi dan sulit terbawa keluar. Berdasarkan hasil penelitian yang dirilis pada bulan Februari 2018, Palung Mariana diketahui memiliki kadar polusi lebih tinggi dibandingkan sungai-sungai di Cina yang kerap menjadi tempat pembuangan limbah industri.
Sumber :
https://en.wikipedia.org/wiki/Hadal_zone
https://news.nationalgeographic.com/2018/05/plastic-bag-mariana-trench-pollution-science-spd/
http://mentalfloss.com/article/90796/8-surprising-facts-about-deepest-part-ocean
https://sciencing.com/list-deepest-ocean-trenches-8330243.html