Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Tradisi Unik Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan Dari Berbagai Belahan Dunia

Bulan Ramadhan sebentar lagi akan datang, tinggal menghitung beberapa hari lagi seluruh umat Muslim di dunia akan segera bertemu dengan bulan yang dianggap sebagai bulan paling suci dalam kalender umat Muslim. Selama satu bulan umat Muslim akan dilatih kesabaranya dengan cara berpuasa dan menahan segala hawa nafsunya, baik itu nafsu ragawi seperti makan dan minum, juga nasfu batiniah seperti emosi dan perasaan iri dengki dalam diri manusia. Untuk mempersiapkan itu masyarakat kita biasanya punya berbagai macam tradisi guna mempersiapkan diri untuk melalui bulan Ramadhan. Mulai dari berbagai upacara tradisional seperti Dugeran di Semarang, Balimau di Padang, Jalur Pacu di Riau dan masih banyak lagi. Hingga tradisi yang berbau keagamaan Seperti Nyadran dimana orang-orang akan mengunjungi makam leluhurnya dan memanjatkan doa ataupun Padusan sebuah ritual mandi untuk menyucikan diri dari Jawa yang biasa dilakukan sebelum bulan ramadhan datang. Tapi selain di Indonesia ternyata tradisi menyambut bulan suci Ramadhan juga ada di berbagai belahan dunia lainya, dan berikut ini anehdidunia.com telah merangkum, Tradisi Unik Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan Dari Berbagai Belahan Dunia versi anehdidunia.com

Mesir



Sebagai salah satu negara dengan mayoritas penduduk yang beragama Islam. Mesir juga memiliki sebuah tradisi unik untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Umat Muslim yang ada di Mesir tepatnya di kota Kairo, menjelang bulan Ramadhan biasanya akan memasang semacam lampu gantung tradisional bernama Fanus di setiap rumah mereka. Tradisi unik kaum Muslim yang ada di Mesir ini sudah dimulai sejak sangat lama tepatnya sejak zaman Dinasti Fattimiyah. Ketika itu lampu Fanus biasa di pasang guna menyambut kedatangan armada pasukan dari kerajaan yang datang mengunjungi daerah itu setiap menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini terus berlanjut hingga saat ini dan setiap bulan Ramadahan akan datang masyarakat Kairo akan berbondong-bondong membeli lampu Fanus untuk menghiasi rumah mereka, hal ini membuat kota mesir jadi penuh warna dan terlihat semakin indah di bulan Ramadhan.


Jepang



Meskipun merupakan kaum minoritas di negaranya, kaum Muslim di Jepang tak kalah semarak dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Mereka akan saling berbagi kebahagiaan bersama umat muslim lainya, dengan mengadakan berbagai macam acara, yang tentunya berhubungan dengan bulan Ramadhan. Seperti kegiatan yang mereka lakukan di Japan Islamic Center misalnya, mereka akan membentuk semacam panitia Ramadhan untuk menyusun segala kegiatan guna memeriahkan bulan Ramadhan. Kegiatan ini biasanya berupa Majelis Taklim, Sholat Tarawih berjamaah, penerbitan buku-buku yang bernafaskan ajaran Islam serta hal-hal lainya yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa. Panitia ini juga bertugas menerbitkan jadwal puasa dan mendistribusikanya ke rumah-rumah keluarga Muslim, jadwal ini juga di bagikan ke restoran-restoran Muslim yang ada di seantero Jepang. Waktu puasa warga Muslim di Jepang sendiri sangat ditentukan oleh musim disana, misalkan pasa musim panas mereka bahkan harus berpuasa hingga 19 Jam lamanya, dan untuk menentukan awal dan akhir bualn puasa, Muslim di Jepang juga melakukan hal yang sama dengan kebanyakan warga Muslim dunia lainya yaitu dengan menggunakan metode Hillal, namun jika Hillal tak kunjung terlihat mereka biasanya akan memakai patokan waktu puasa dan Idul Fitri dari negara Muslim terdekat.

Albania



Kali ini kita akan beralih ke sebuah negara pecahan dari Uni Soviet yaitu Albania, di negara yang terletak di bagian tenggara Eropa ini terdapat sebuah tradisi unik untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Masyarakat di Albania biasanya akan menggelar sebuah kesenian tradisional yang di sebut dengan Lodra. Sebuah kesenian yang mirip dengan prosesi pukul bedug yang biasa dia akan di beberapa wilayah di Indonesia. Namun bedanya Kesenian Lodra asal Albania ini tak menggunakan bedug, melainkan sebuah perkusi yang berukuran agak besar yang terbuat dari sebuah tabung yang masing-masing ujungnya di balut dengan menggunakan kulit domba atau kambing. Alat untuk memukulnya sendiri juga terdiri dari dua buah stik yang mirip dengan alat untuk memukul drum hanya saja ujungnya sedikit melengkung. Kesenian Lodra juga sering di kombinasikan dengan alat musik tiup, hingga kesenian Lodra ini sekilas mirip dengan marching band. Selain untuk menyambut bulan puasa kesenian Lodra juga biasa dipentaskan untuk mengiringi sahur atau yang biasa disebut dengan Syfyr dan saat berbuka puasa yang disebut Iftar.

India



Selanjutnya kita beralih ke negara yang terkenal dengan produksi film Bollywoodnya yang sudah mendunia, yaitu India. Di negara yang mayoritas penduduknya beragama Hindu ini, ternyata juga terdapat sebuah tradisi unik yang di lakukan masyarakat Muslim yang ada di sana menjelang Ramadhan, atau warga India biasa menyebutnya Ramazan. Para pria Muslim disini akan menghiasi mata mereka dengan Kohl (Sejenis Celak Mata), sebuah tradisi yang hampir mirip dengan yang di lakukan oleh orang Jawa saat menyambut datangnya bulan Suro. Sedangkan untuk menu berbuka puasa warga Muslim India biasa mengkonsumsi masakan dari bahan bihun dan ghangui yang berupa semacam sup yang terbuat dari tepung terigu, beras dan potongan daging. Sup ini hampir selalu bisa di temui di Masjid-Masjid yang ada di India selama bulan puasa. Dan untuk menu Sahur mereka biasa mengkonsumsi sejenis minuman khusus yang terbuat dari sari kacang-kacangan dan bebijian lain yang biasa disebut Harir.

Austria



Sedikit berbeda dengan tradisi menyambut bulan suci Ramadhan di negara lain. Di negara Austria menjelang bulan Ramadhan warga Muslimnya akan menggelar sebuah kampanye pengumpulan paket lebaran bagi keluarga miskin dan hadiah anak-anak yatim piatu yang ada di Palestina. Tindakan mulia ini di kordinasi oleh organisasi kemanusiaan Palestina yang ada di negara Austria. Kampanye yang bernama Feeding Fasting Palestinians ini berjalan cukup sukses dan mendapat tanggapan yang sangat positif dari warga Muslim yang ada di Austria. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya hasil sumbangan yang masuk untuk saudara Muslim mereka yang sedang terjajah di Palestina. Warga Muslin di Austria menggunakan berbagai macam cara untuk memperluas kampanye ini, baik itu dengan menyebarkan poster, pemasangan iklan, bahkan jasa pos. Setelah terkumpul semua sumbangan biasanya akan dikirimkan melalui lembaga-lembaga sosial yang beroperasi di wilayah Palestina. Sebuah mulia tindakan yang patut ditiru untuk menyambut bulan puasa.

Cina



Menurut penuturan Joshua Kucera, seorang traveler yang pernah berkunjung ke negara Tiongkok pada saat bulan puasa. Di negara tirai bambu ini terdapar sebuah kawasan yang mayoritas masyarakatnya memeluk ajaran agama Islam, kawasan itu bernama Kashgar. Sebuah kawasan yang berbatasan langsung dengan negara Turki dan di bangun pada tahun 1442. Dan karena kedekatan letak geologisnya ini, masyarakat Kashgar memiliki sebuah Tradisi unik untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi unik itu bernama Muqam, sebuah tradisi berupa nyanyian yang diselingi dengan tari-tarian. Namun sayangnya tradisi ini adalah salah satu hal yang masih tersisa dari kebudayaan bangsa Kashgar yang semakin termarjinalkan oleh kemajuan jaman. Di Kashgar jangankan serial televisi khusus yang bertemakan bulan Ramadhan, kumandang Adzan saja nyaris tak terdengar. Selain itu diantara suasana sepi dan khusuk, masyarakan kashgar masih menjaga salah satu tradisi lain yaitu Muslim Kashgar akan lebih menyukai kudapan yang di buat oleh Muslim lainya pada saat bulan Ramadhan daripada masakan Cina.

Arab Saudi



Sebagai salah satu negara yang memiliki penduduk Muslim mayoritas, kemeriahan bulan Ramadhan di  Arab Saudi sudah tak diragukan lagi. Salah satunya adalah tradisi "Meriam Ramadhan" yang ada di Makkah Al-Mukarramah, tradisi unik ini digunakan sebagai pertanda awal datangnya bulan suci Ramadhan. Meriam ini akan di bunyikan pada malam, tepat senbelum bulan puasa. Selain itu meriam ini juga akan di bunyikan sebagai tanda waktu untuk berbuka puasa, waktu sahur dan juda pertanda datangnya waktu Imsyakiyah. Meriam yang di letakkan di sebuah bukit bernama "Gunung Meriam" yang lokasinya berdekatan dengan Masjidil Haram ini akan senantiasa menggelegar sepanjang bulan puasa, sampai akhirnya di bunyikan untuk terakhir kali pada hari terakhir di bulan Ramadhan sebagai tanda masuknya Idul Fitri 1 Syawal. Setelah itu meriam itu akan di kembalikan ke tempatnya semula yaitu ke daerah bernama 'Azizah sampai akhirnya di kembalikan lagi ke "Gunung Meriam" pada bulan Ramadhan berikutnya.

Referensi :
http://ansordiy.damai.id/tradisi-menyambut-bulan-ramadhan-di-berbagai-negara/
http://kepoan.com/2015/06/1793/tradisi-tradisi-unik-menyambut-bulan-ramadhan-di-dunia/
http://www.kaskus.co.id/thread/51dbd8fb1ad719876f000004/tradisi-saat-ramadhan-di-berbagai-belahan-dunia-23-negara/