Menara Eiffel Di Tasikmalaya Tahun 1898
Menara Eiffel dari bambu di Tasikmalaya ini dibuat untuk menghormati penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898 dan dirancang dan dilaksanakan oleh pengawas Air AH van Bebber.
Tahukah anda bahwa pada Tahun 1898 didirikan replika menara Eifel di Tasikmalaya, buktinya foto ini. Menara Eiffel dari bambu Tasikmalaya dibuat untuk menghormati penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898 dan dirancang dan dilaksanakan oleh pengawas Air AH van Bebber.
Anda juga tentu tahu menara Eiffel di Perancis yang dibuat Gustave Eiffel t ahun 1889 terbuat dari konstruksi besi dan tingginya 320 meter? Menara yg terkenal itu sampai sekarang menjadi inspirasi bagi orang-orang untuk menirunya, baik dalam bentuk model, miniatur, suvenir, dan bahkan replika-nya. Replika di Tianducheng Shanghai Cina tingginya 108 meter.
Tasikmalaya mungkin merupakan kota pertama di dunia yang membuat replika-nya dari bahan non-metal kira-kira 2 tahun setelah berdirinya menara Eiffel asli. Dari foto tersebut dan melihat perbandingan tinggi manusia dan menara, kemungkinan tingginya sekitar 40-50 meter. Letak pembangunannya tidak jelas, mungkin di alun-alun depan pendopo. Replika menara Eiffel bambu Tasikmalaya jauh lebih tinggi dari replika menara Eiffel bambu yg dibuat di Erasmusburg Rotterdam Negeri Belanda April 2008 yang tingginya hanya 15 meter.
Kota Tasikmalaya memiliki segudang potensi pariwisata, di antaranya adalah wisata alam, kerajinan, wisata belanja, wisata religi, seni, budaya, UKM, dll. Dalam potensi U KM dan kerajinan masyarakat, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah UKM terbesar setelah Bandung Raya (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat) di Jawa Barat.
Selain itu, kota ini juga memiliki kerajinan beraneka bentuk dan rupa yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Dengan banyaknya UKM yang tersebar di kota ini, Kota Tasikmalaya disebut juga sebagai Kota UKM. Kerajinan khas Tasikmalaya antara lain adalah Bordir Tasikmalaya yang telah mendunia, Payung Geulis yang telah menjadi ikon Jawa Barat, Kelom Geulis, sandal tradisional asli buatan bangsa Indonesia, batik Tasikmalaya yang tidak kalah dari batik-batik lainnya di Pulau Jawa dengan ciri khasnya, dan kerajinan–kerajinan lainnya.
Kota ini memiliki panorama alam seperti Situ Gede, Gunung Galunggung, Cipatujah, dan objek wisata lainnya ditata menjadi objek wisata alam yang menawan, sehingga sangat potensial dijadikan sebagai kota tujuan wisata di Indonesia.
Kota Tasikmalaya berada persis di tengah-tengah jantung bumi Priangan Timur dan Selatan, diapit oleh Ciamis dengan objek wisata Pangandaran-nya yang telah melegenda, Sumedang dengan objek wisata museum yang menyimpan sejarah perkembangan bumi priangan, dan Garut dengan objek wisata Cipanas-nya yang tersohor.