10 Metode Eksekusi Mati Paling Kejam
Hukuman mati adalah salah satu hukuman terberat yang dapat diberikan kepada seorang penjahat. Biasanya para penjahat tersebut telah melakukan tindakan kriminal yang sangat berat sehingga tidak dapat ditolerir lagi. Entah itu aksi pembunuhan, pemerkosaan dan tindakan kriminal lainnya yang melanggar Hak Asasi Manusia terlebih lagi menyangkut hidup orang banyak. Beberapa hukuman mati yang kita kenal adalah hukuman gantung, hukuman penyetruman di atas kursi listrik, pemenggalan kepala. Dan yang paling modern adalah eksekusi dengan cara suntik mati. Namun, masih ada beberapa hukuman mati yang lebih sadis lagi. Beberapa dari metode tersebut sudah tidak dilakukan atau bahkan dilarang karena dianggap terlalu sadis. Di bawah ini adalah beberapa metode – metode eksekusi yang paling sadis yang pernah ada.
10. Bestiarii
Kalau Korea Utara punya Anjing liar untuk mencabik pelaku koruptor, mungkin hal tersebut terinspirasi dari praktek eksekusi yang pernah ada di Roma kuno dan Asia pada abad ke-2 SM. Hukuman ini lebih banyak diberlakukan untuk para pengkhianat negara dan budak yang melakukan kejahatan serius. Tanpa Ampun, pelaku akan dimasukkan ke kandang Singa, berduel dan dicabik hingga meninggal
9. Crushing
Crushing adalah metode penghancuran anggota tubuh dan kepala yang dipakai di Asia Selatan dan Timur serta India 4000 tahun lalu. Cara yang paling populer adalah menggunakan Gajah yang sudah dilatih khusus untuk membunuh dan menghancurkan tubuh manusia. Sebelum eksekusi, bagian tubuh yang akan dihancuran ditaruh batu untuk kemudian diinjak oleh sang Gajah. Metode ini akan memberikan tekanan pada tubuh sehingga pelaku kejahatan akan cepat meninggal.
8. Snake Pit
Snake Pit merupakan metode hukum yang cukup tua dimana sebuah lubang dipenuhi dengan ratusan ular berbisa. Sebelum dimasukan ke dalam lubang, ratusan ular berbisa tersebut sudah tidak diberi makan selama berminggu-minggu. Setelah lubang dipenuhi dengan ratusan ular berbisa, barulah orang yang bersalah akan dilemparkan ke dalam lubang tersebut dalam keadaan tanpa busana. Tidak butuh waktu lama, ular berbisa yang kelaparan tersebut akan mulai menggigit dan menyuntikan racunnya ke dalam tubuh orang tersebut. Hukuman ini dianggap sangat sadis karena sang korban masih dalam keadaan hidup ketika masuk ke dalam lubang tersebut. Berbeda dengan hukum pancung atau gantung yang akan langsung membunuh dalam sekejap waktu. Snake Pit akan membuat orang lebih dahulu disiksa sebelum akhirnya benar-benar mati.
7. Falling
Melempar atau menjatuhkan orang dari ketinggian telah digunakan sebagai bentuk eksekusi sejak zaman kuno. Orang-orang dihukum mati dengan cara ini mati dari luka-luka yang disebabkan oleh menghantam tanah dengan kecepatan tinggi. Pada masa pra-Romawi Sardinia, orang-orang tua yang tidak mampu menghidupi diri sendiri akan dihadapkan ritual dibunuh. Iran mungkin telah menggunakan bentuk ini eksekusi ini untuk kejahatan sodomi. Kasusnya dua orang dihukum karena memperkosa dua mahasiswa dan mendapat hukuman mati. Mereka dilemparkan dari tebing atau dari ketinggian.
6. Premature Burial
Metode hukuman mati ini juga biasa disebut Vivisepulture. Metode ini adalah mengubur orang hidup-hidup. Sampai sekarang cara membunuh orang tersebut masih digunakan di beberapa negara. Korban biasanya diikat dan kemudian ditempatkan dalam sebuah lubang dan dikubur. Dulu pernah ada peristiwa Pembantaian Nanjing selama Perang Dunia II, ketika tentara Jepang mengubur warga sipil Cina hidup-hidup dalam lubang yang sekarang disebut ‘Ten Thousand Corpse Ditch’.
5. Mazzatello
Mazzatello (disingkat Mazza) adalah salah satu metode eksekusi yang populer digunakan mulai dari akhir abad ke-18 sampai tahun 1870-an. Metode ini terutama dipakai di Negara – Negara Kepausan (Eropa). Mazzatello adalah sebuah alat seperti palu besar yang digunakan untuk memenggal leher tahanan. Metode ini mirip seperti pemenggalan leher sapi di tempat pejagalan ternak. Dalam proses eksekusi ini, tahanan yang dianggap sebagai orang terkutuk diarak – arak mengelilingi alun – alun kota Roma. Tahanan tersebut didampingi oleh seorang imam dimana tahanan tersebut membuat pengakuannya kepada imam tersebut. Tahanan tersebut kemudian dibawa menuju sebuah panggung untuk kemudian dihukum mati. Di atas panggung tersebut, seorang algojo berpakaian hitam dan bertopeng beserta dengan peti mati sudah menunggunya. Sebelum eksekusi dilaksanakan, imam tersebut akan mendoakan jiwa tahanan yang dikutuk itu. Setelah itu, sang algojo memenggal leher tahanan dengan menggunakan palu mazzatello tersebut. Karena prosedur ini tidak dapat membunuh tahanan seketika, maka kemudian leher tahanan akan dipenggal dengan menggunakan pisau.
4. Upright Jerker
Metode eksekusi ini mirip seperti hukuman gantung. Namun bedanya, setelah tali dililitkan ke leher tahanan, tali akan langsung ditarik ke atas. Bukan seperti hukuman gantung biasa dimana sebuah pintu jebakan di bawahnya akan terbuka. Metode eksekusi ini populer digunakan di Amerika Serikat dari awal abad ke-19 sampai abad ke-20. Tali gantung ini ditarik ke atas dengan tujuan untuk mempercepat kematian tahanan dengan mematahkan lehernya. Namun kemudian metode ini ditarik dari peredaran karena dianggap tidak efisien dalam mematahkan leher tahanan. Ada fakta menarik lainnya bahwa ternyata Iran juga menggunakan metode eksekusi ini. Namun di Iran, penarikan tali gantung menggunakan sebuah mobil derek.
3. Crucifixion
Metode ini adalah salah satu metode yang banyak dikenal. Orang Indonesia menyebutnya dengan salib. Penyaliban dilakukan dengan cara memaku tangan dan kaki pada sebuah kayu. Kemudian kayu tersebut ditaruh berdiri. Korban kemudian dibiarkan menggantung di sana sampai mati. Proses kematian tersebut biasanya sampai berhari hari.
2. Colombian Necktie
Eksekusi ini adalah yang paling sering digunakan sewaktu zaman La Violencia, sebuah periode sejarah Kolombia penuh dengan pembunuhan. Hal ini digunakan terutama untuk mengintimidasi orang lain. Mula-mula tenggorokan korban disayat secara perlahan. Lidah terhukum mereka tarik melalui luka yang terbuka. Metode ini adalah salah satu metode yang paling sadis.
1. Blood Eagle
Blood Eagle dikenal kepada kita melalui legenda Nordic kuno. Ketika seseorang akan dieksekusi dengan cara ini, mereka dipaksa untuk berbaring menghadap ke bawah di atas meja sementara eksekusi pemotongan celah di belakang mereka memberikan akses ke tulang rusuk tersebut. Tulang rusuk tersebut kemudian dipotong sehingga mereka memperluas keluar ke bentuk sayap. algojo kemudian menghilangkan paru-paru korban (masih hidup) dan taburan garam di luka. Ada perdebatan tentang apakah atau tidak metode ini digunakan dalam kenyataan atau dalam fiksi, namun banyak sejarawan percaya itu nyata. Beberapa korban dugaan cara ini eksekusi adalah Raja Edmund of East Anglia, dan Raja Ella Northumbria