Perawat Pencabut Nyawa Paling Jahat Di Dunia
Perawat Paling Jahat Di Dunia - Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Poin yang utama dari etika perawat di bidang kedokteran yaitu kesehatan pasien adalah nomor satu. Berbeda dengan tugas dan fungsi perawat, kisah sadis tentang kejahatan seorang perawat di bawah ini malah berbalik 180 derajat dari etika tersebut. Beberapa dari perawat ini malah mencelakakan pasiennya dengan alasan tertenu yang tidak masuk akal. Berikut perawat pencabut nyawa terjahat di dunia.
Sahabat anehdidunia.com pada awal tahun 1981, Community Hospital di Perris, California, mengalami lonjakan kasus kematian manula yang mencurigakan. Untuk mencari buktinya, para petugas koroner menggali mayat para pasien yang baru saja meninggal dan mengambil sampelnya. Petugas koroner menemukan kandungan lidocaine yang tinggi dalam 11 mayat pasien. Polisi yang mencurigai Diaz segera menggeledah lokernya namun tidak ditemukan bukti apa-apa.
Selain itu Diaz juga tidak mempunyai motif apapun untuk membunuh para manula tersebut. Hingga akhirnya tujuh bulan kemudian salah satu perawat menemukan suntikan berisi lidocaine yang banyak terdapat sidik jari Diaz. Setelah ditemukan bukti ini polisi lalu menggeledah rumah Diaz dan menemukan lebih banyak lagi suntikan yang sama. Atas perbuatannya tersebut Diaz dijatuhi hukuman mati tetapi keburu meninggal di penjara sebelum eksekusi dilakukan.
Perawat bernama Niels H (38) mengaku membunuh 30 pasien di Rumah Sakit Delmenhorst, dekat Ibu Kota Berlin, Jerman. Pria ini mulai diadili September lalu, karena terbukti membunuh tiga pasien dan mencoba membunuh lagi dua orang sakit lainnya. Ketika menjalani tes kejiwaan di pengadilan pada Kamis (8/1), Niels mengungkap fakta mengejutkan. Korban yang dia bunuh lebih banyak dari perkiraan awal polisi.
Pria keji ini mengaku membunuh 30 orang karena bosan dengan pekerjaannya. Selain itu, dia ingin mempraktikkan kemampuan resusitasi (pacu jantung manual) yang biasanya dikuasai paramedis. Niels merasa sangat jago melakukan resusitasi, sehingga puas bila pasien yang dia bikin nyaris mati bisa kembali sadar. "Pelaku mengerti dia membawa kecemasan dan kesedihan bagi pasien dan keluarganya, namun dia tetap melakukan hal tersebut," kata psikiater yang berbicara dengan perawat itu Konstantin Karyofilis.
Persepsi publik terhadap perawat yang selama ini dianggap pribadi baik hati langsung berubah seketika jika menyebut nama Daniel Poggiali. Bagaimana tidak, perawat asal Italia ini tega membunuh 38 pasien yang dirawatnya. Lebih memilukan lagi, Poggiali tega membunuh hanya karena alasan pasiennya itu menjengkelkan. Koran Italia Corriere di Bologna melaporkan aparat polisi akhirnya menciduk perawat berusia 42 tahun ini pada Jumat (10 Oktober 2014) dengan tuduhan pembunuhan,.
Polisi mulai menaruh curiga kepada Poggiali setelah menyelidiki kematian Rosa Calderoni, 78 tahun, ungkap The Independent melaporkan melalui terjemahan koran Italia Libero Quotidiano. Calderoni dirawat di rumah sakit di kota Lugo dengan penyakit yang berhubungan dengan diabetes dan beberapa lama kemudian dia meninggal. Setelah diselidiki, pihak polisi yakin Calderoni meninggal karena mendapat suntikan fatal yang mengandung kalium klorida. Jaksa mengatakan bahwa penyelidikan berlangsung alot karena kalium klorida memudar dalam aliran darah setelah beberapa hari, sehingga sulit untuk dideteksi.
Kematian Calderoni ini terjadi ketika Poggiali sedang bertugas. Dan dari hasil investigasi ditemukan bahwa 37 pasien lain juga meninggal secara misterius pada saat Poggiali sedang bertugas. Pihak berwenang kemudian menduga bahwa Poggiali telah membunuh mereka semua karena ia berpikir bahwa mereka atau keluarga mereka menjengkelkan. Polisi juga menemukan foto selfie Poggiali yang sedang mengacungkan jempol bawah di samping mayat pasiennya, New York Post melaporkan. Dia kemungkinan akan menghadapi tuntutan tambahan karena tidak menghormati orang yang sudah meninggal.
Perawat pembunuh yang satu ini mempunyai motif yang agak nyeleneh. Diduga karena ingin menarik perhatian seorang petugas keamanan rumah sakit, janda dua anak ini kemudian menyuntikkan epinephrine agar pasien mengalami gagal jantung. Rumah sakit tempatnya bekerja, Veterans Affairs Medical Center di Northampton, Massachusetts, mempunyai peraturan bahwa harus ada minimal seorang petugas keamanan hadir pada saat penanganan darurat pasien gagal jantung.
Hal ini juga yang menjadi sebab kasus ini terbongkar, karena polisi mencurigai setiap shift kerja petugas keamanan tersebut selalu terjadi kasus darurat gagal jantung. Kemudian polisi menghubungkan dengan siapa perawat yang sedang bertugas menjaga para pasien tersebut hingga akhirnya nama Kristen Gilbert muncul. Setidaknya 80 pasien meninggal dunia ketika di bawah pengawasan Kristen Gilbert dan ratusan lebih yang selamat. Semuanya mengalami serangan jantung akibat suntikan epinephrine. Kini perawat sadis ini harus mendekam di penjara seumur hidup setelah pada tahun 2001 pengadilan memutuskan bersalah.
Ketika ditangkap pada tahun 90-an, pria ini mengaku telah membunuh sedikitnya 40 pasien. Motifnya melakukan pembunuhan ini adalah karena ingin membebaskan mereka dari penderitaan. Hampir semua pasiennya adalah para manula yang sakit keras dan Efren Saldivar selalu melakukan pembunuhan dengan suntikan penenang sebelum menutup saluran selang oksigen. Dia menjuluki dirinya sebagai ‘malaikat kematian’ yang membunuh para korbannya karena merasa kasihan.
Sama seperti Daniela Poggiali, Saldivar juga ditangkap karena kecurigaan rekan-rekan kerjanya. Saldivar tidak bisa mengelak ketika polisi menemukan suntikan, succinycholine chloride dan morfin dalam lokernya. Setelah diinterogasi, Saldivar mengaku mulai membunuh sejak tahun 1989 dan baru berhenti pada tahun 1997 ketika dia merasa para perawat lain sudah menaruh rasa curiga. Meskipun hanya terbukti membunuh 40 orang, tetapi catatan pasien yang meninggal ketika Saldivar bertugas jauh lebih banyak, yakni 171 pasien. Kini Saldivar menjalani tiga kali hukuman seumur hidup atas perbuatannya.
Beberapa pihak menyatakan bahwa Charles Cullen adalah perawat paling jahat yang pernah hidup di dunia. Meskipun Cullen hanya mengakui membunuh 40 orang pasien dalam kurun waktu 16 tahun masa tugasnya, tetapi banyak orang termasuk polisi yakin bahwa korban Cullen sesungguhnya lebih dari 400 orang! Ini mungkin saja terjadi karena selama 16 tahun, Cullen telah berpindah-pindah rumah sakit.
Hal ini rutin dilakukannya untuk menghindari kecurigaan perawat lain. Cullen yang juga pernah berdinas di Angkatan Laut Amerika ini tidak hanya jahat kepada para pasiennya, tetapi juga kepada isterinya yang akhirnya kabur dari rumah. Kepada polisi, isteri Cullen menyatakan sering melihat Cullen memasukkan anjing dan kucing ke dalam karung dan mengikatnya kemudian menggunakan karung itu sebagai bola bowling. Atas perbuatannya itu pada tahun 2004 Cullen dijatuhi hukuman penjara enam kali seumur hidup.
Baca juga Tradisi Paling Aneh Agar Cepat Hamil
referensi:
http://www.merdeka.com/dunia/bosan-bekerja-perawat-jerman-tega-bunuh-30-pasien.html
http://www.mbakbro.com/2015/05/Daftar-5-Perawat-Paling-Jahat-Di-Dunia.html
http://www.dream.co.id/news/buat-jengkel-perawat-tega-bunuh-38-pasien-141015r.html