Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nam Am Berk Tradisi Gubug Cinta Suku Kreung Kamboja

Tradisi unik dan aneh tentang gubug tempat mesum wanita muda suku kreung di kamboja. Hari ini saya akan bercerita tentang sebuah tradisi khusus dari Suku Kreung di Kamboja, di mana ketika seorang gadis sudah memasuki usia 15 tahun maka orang tua mereka membangun sebuah Gubuk Cinta untuk menghabiskan malam dengan anak-anak lain dari komunitas mereka.


Kreungs adalah suku terpencil yang berbasis di timur laut Kamboja yang sangat liberal dan terbuka untuk hal yang berbau seksual. sahabat anehdidunia.com ketika seorang gadis mencapai pertengahan remaja, orang tuanya akan membangun sebuah gubuk cinta kecil dan mendorong dia untuk bertemu anak laki-laki dan menghabiskan malam dengan mereka sampai dia menemukan cinta sejatinya atau dengan siapa dia ingin menikah nantinya. 


Pada umumnya orang tua akan memperkenalkan seorang pria kepada anak perempuannya yang telah tumbuh dewasa. Sama halnya dengan Suku Kreung, hanya saja cara orang tua di sana memiliki tradisi tersendiri untuk mencarikan jodoh kepada anaknya yang dikenal dengan ‘nam am berk’. Ketika seorang gadis mencapai usia remaja sekitar 12-15 tahun atau sudah mengalami menstruasi, orang tua akan membangunkan sebuah gubuk sederhana di sekitar rumah.

Gubuk tersebut nantinya akan digunakan oleh si gadis untuk memilih pria yang akan dijadikan suaminya. Gadis tersebut akan tinggal di gubuk itu untuk sementara waktu hingga berhasil mendapatkan calon suami. Pada siang hari, ia melakukan aktivitas seperti hari-hari biasa kemudian memasuki malam hari, si gadis akan memilih seorang pria lajang untuk dibawa ke gubuknya. Mereka akan menghabiskan satu malam penuh secara bersama untuk saling mengenal dengan tetap diawasi orang tua si gadis.

Proses pemilihan pria ini bisa berlangsung lama dan menghabiskan banyak kandidat karena memang tidak mudah untuk memilih pasangan hidup. Namun, dalam satu malam hanya boleh ada satu pria saja yang tinggal di dalam gubuk si gadis. Hingga gadis tersebut menemukan pasangan yang dianggap cocok, mereka diperkenankan untuk melakukan hubungan percintaan. Mungkin hal ini terdengar cukup ekstrem untuk orang yang tidak terbiasa dengan budaya Suku Kreung.

Perlu diketahui bahwa dalam setiap perkenalan, seorang pria tidak boleh memaksa si wanitanya untuk melakukan hubungan seksual. Kepada pria yang tidak dipilih si gadis untuk menjadi suaminya, pada satu malam itu hanya akan ada percakapan saja di dalam gubuk tersebut. Jika diketahui pria melakukan pemaksaan maka akan ada hukum adat yang sangat berat untuk diberikan kepada pria tersebut. Menurut adat setempat tradisi ini sudah bukan hal tabu dan dianggap sebagai metode terbaik menikahkan anak perempuan mereka.

Para orang tua akan menganggap hal ini cukup adil karena anak gadisnya dapat memilih dengan leluasa pria yang dicintainya tanpa adanya paksaan. Sehingga pernikahan pun akan awet, ini terbukti dengan tidak adanya angka perceraian di Suku Kreung. Angka pemerkosaan di Suku Kreung sendiri sangat rendah bahkan hampir tidak ada berkat adanya tradisi seperti ini.


Lihat video ini eksklusif untuk belajar tentang tradisi aneh suku Kreung di Kamboja, di mana orang tua memberikan anak perempuan remaja mereka sebuah gubuk cinta untuk menghabiskan malam dengan laki-laki.